image_pdf
Juara harapan 1 dan best poster pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Biology Inovation and Research Competition (BORN) 5

Malang. Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Malang (UM) berhasil memperoleh juara harapan 1 dan best poster pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Biology Inovation and Research Competition (BORN) 5 pada Sabtu (4/7). Made Radikia Prasanta (S1 Teknik Elektro), Muhammad Aditya Firnanda (S1 Pendidikan Teknik Informatika), dan Enggie Hendrawan Saputra (S1 Pendidikan Teknik Elektro) berhasil membawa karya berjudul “Foxtector: Autonomous Obstacle Avoidance Drone Sebagai Pendeteksi Dini Kebakaran dan Penebang Liar di Hutan”.

LKTIN BORN 5 merupakan perlombaan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember (HMPSP Biologi “Lumba-lumba”). LKTIN BORN 5 kali ini mengusung tema “Optimalisasi Peran Generasi Z dalam Mewujudkan SDGs 2030 Melalui Realisasi IPTEK Menuju Indonesia Emas 2045” yang dilaksanakan secara online akibat pandemi Covid-19.

Aktualisasi tema ini merupakan bentuk upaya menyongsong pembentukan intelektual pemuda Indonesia agar terwujudnya visi dan misi SDGs nanti. Sebagai pemuda generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya mengadakan inovasi dan mengasah kreatifitas untuk memajukan Indonesia. Dalam hal ini, mahasiswa UM mengangkat upaya solusional dalam mengatasi permasalahan kebakaran hutan dengan inovasi Foxtector yang sangat inovatif.

Ketua Tim Foxtector, Made Radikia Prasanta memaparkan bahwa deforestasi hutan yaitu kebakaran hutan dan penebangan secara liar masih marak terjadi di Indonesia. Menurut data, setiap tahun Indonesia kehilangan sebanyak 684 ribu hutan akibat deforestasi. Hal ini serupa dengan kasus kebakaran hutan pada tahun 2019, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kebakaran hutan terjadi pada area seluas 328,7 ribu hektar pada 6 provinsi di Indonesia.

Radikia juga menjelaskan bahwa selama ini pencegahan kebakaran liar salah satunya menggunakan citra satelit yang ketelitiannya sebesar satu kilometer sehingga masih belum optimal, selain itu adanya polisi hutan juga masih belum optimal untuk menjaga hutan yang luasnya hingga betjuta-juta hektar.

“Berdasarkan problematika yang ada, tim Foxtector UM menggagas inovasi Foxtector yaitu drone yang dapat mendeteksi adanya api dan penebang liar menggunakan kamera berbasis image processing”, jelas Radikia. Dalam hal ini, tim Foxtector UM berharap mendapat bantuan dari berbagai pihak baik moril ataupun materiil agar dapat mengembangkan inovasi ini supaya dapat diterapkan sebagai pencegahan dini kebakaran hutan.

Penulis : Siti Nuradilla – Internship Humas UM