image_pdf
Prof. Rofiuddin saat menyampaikan Kuliah Subuh

Malang. Masjid Agung Jami’ Kota Malang mengadakan kegiatan pengajian rutinan yang dilaksanakan setiap usai subuh dan menjelang berbuka buasa tiap bulan Ramadhan. Kegiatan tersebut biasa disebut kuliah bada subuh dan kuliah menjelang berbuka yang dilaksanakan selama satu jam dengan mendatangkan narasumber para tokoh dan ulama di Kota Malang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Kajian Ramadhan tahun 1441H ini hanya bisa diikuti melalui Radio Madinah 99,8 FM atau chanel Youtube Masjid Agung Jami.

Hari Rabu (13/05) Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof. Dr. H. Ah. Rofiuddin. M. Pd berkesempatan mengisi kuliah bada subuh tersebut. Usai melaksanakan sholat subuh berjamaah beliau menyampaikan pengajian yang bertajuk “Membangun Peradaban dan Keadaban Umat”.  Prof Rofiuddin mengungkapkan bahwa adab dan peradaban memiliki makna yang saling berhimpitan banyak orang yang sering memaknainya sebagai persamaan. “Namun adab mengarah kepada setiap individu peradaban adalah akumulasi dari adab-adab tersebut dalam suatu masyarakat” Katanya. Sedangkan keadaban berarti tingkat kecerdasan baik lahir maupun batin, kebaikan budi pekerti, bahasa maupun perilaku.

Moderator memandu acara Sebelum Prof Rofiuddin menyampaikan materi

“Pendidikan adalah kunci membangun peradaban, berbicara tentang peradaban artinya membahas dunia pendidikan” ujarnya, “karena pendidikan yang baik mampu menciptakan pribadi yang baik yang kemudian mempengaruhi keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar” lanjutnya. Berdasarkan itulah, kata dia, UM dalam kurikulumnya selain ilmu pengetahuan juga menekankan pendidikan karakter. Bukan hanya melalui mata kuliah agama dan pendidikan pancasila saja tapi di setiap mata kuliah yang diimplementasikan oleh para dosennya.

Foto Bersama Rektor UM bersama Ta’mir Masjid Jami’ usai acara

Di  masa pandemi seperti saat ini banyak masyarakat yang terdampak terlebih masyarakat menengah kebawah yang mencari nafkah hari ini untuk makan hari ini pula. Selain kewajiban pemerintah untuk membantu, ia mengajak semua masyarakat untuk saling membantu. “tidak harus kaya, apa yang kita miliki marilah saling berkontribusi” ujarnya. Disisi lain ia berpesan kepada masyarakat yang benar-benar terdampak untuk bisa mengambil hikmah bahwa kondisi ini menjadikan hamba yang benar-benar bertakwa atau tidak. “Tentunya hamba yang benar-benar bertakwa tidak menghalalkan segala cara apalagi dengan tindak kriminal untuk mengisi perutnya” katanya.

Pewarta: Arya Wahyu Pratama – Internship Humas UM