image_pdf

            Malang. Jika ada pernyataan yang menyebutkan bahwa generasi muda zaman sekarang sudah tidak lagi mencintai budayanya sendiri, tentulah pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Buktinya, mahasiswa Universitas Negeri Malang program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah angkatan 2016 yang mengambil mata kuliah pilihan Sastra Jawa sukses menyelenggarakan pagelaran tiga gamelan yang diberi tema “Manunggal Tri Gangsa”.

Pagelaran ini diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya UM pada hari Jumat, 6 Desember 2019. Meskipun sebenarnya pagelaran ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Menyimak Wicara Bahasa Jawa yang diampu oleh Bapak Teguh Tri Wahyudi, S.S., M. A., namun nyatanya pagelaran ini mampu menggugah semangat dan kecintaan mahasiswa terhadap budaya Jawa.

Foto bersama seluruh mahasiswa

            Acara yang berlangsung pada pukul 18.30 WIB ini dibuka dengan penampilan apik mahasiswa minor Sastra Jawa menampilkan tiga tembang, yaitu Krida Gangsa menggunakan laras Slendro, Salam Ala Sastra menggunakan laras Pelog, dan Gatra UM menggunakan gamelan Banyuwangi. Selanjutnya, acara dibuka secara resmi oleh dua pembawa acara yang menggunakan baju adat khas Jawa.

Kedua pembawa acara tersebut juga menggunakan bahasa Jawa sepanjang acara, sehingga membuat suasana khas Jawa terasa semakin kental dan semarak. Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Dr. Roekhan, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia. Kemudian, acara pemberian cinderamata kepada Teguh Tri Wahyudi, S.S., M. A.

            Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan sesi kedua dan ketiga. Pada sesi kedua, ditampilkan Jawara Wilwatikta yang menggunakan laras pelog, Patapan Arga Kawi yang menggunakan laras Slendro, dan Sekar Argapura yang menggunakan gamelan Banyuwangi. Pada sesi ketiga, ditampilkan Gitaswara Sangkan Paran (pelog), Ngelmu Katon (Banyuwangi), dan Ngolah Ngantuk (slendro). Acara ini dihadiri oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan yang merasa terhibur sekaligus bangga.

            Salah satu hal unik yang terdapat dalam pagelaran ini adalah sebagian dari penabuh gamelan belum pernah menabuh gamelan sebelumnya. Artinya, mereka baru belajar menabuh gamelan pada semester ganjil. Namun, kecintaan mereka terhadap budaya Jawa dan semangat untuk melestarikan budaya yang dipadu dengan dukungan dari pihak fakultas maupun universitas, membuat acara ini bisa terselenggara dengan sukses.

Penulis: Novia Anggraini