image_pdf
Suasana Nobar dan Diskusi Film Indonesia Calling di Kafe Pustaka UM

Malang. Jika sejarah kemerdekaan Indonesia selalu ditulis dan diajarkan di sekolah-sekolah karena perjuangan kaum militer bangsa indonesia saja. Maka film Indonesia Calling lebih membuka wawasan sejarah baru bahwa Indonesia merdeka juga berkat dukungan bangsa-bangsa lain terutama negara-negara disekitar.

Untuk menambah wawasan dan perspektif baru tentang kemerdekaan Indonesia pasca tahun 1945, Rabu malam (13/11) para mahasiswa Universitas Negeri Malang berkumpul nonton bareng (Nobar) dan diskusi film dokumenter berjudul Indonesia Calling. Nobar yang dilakukan di Kafe Pustaka Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Malang (UM) ini cukup meriah.

Walaupun film jadul karena diproduksi tahun 1946 oleh sutradara Joris Ivens, film yang berlatar di Sydne Australia ini pun menampilkan dukungan para kaum buruh pelabuhan dalam upaya menggagalkan pelayaran tentara Belanda dalam membawa senjata perang yang hendak menuju Indonesia. Melalui solidaritas kaum buruh Australia bersama buruh Indonesia dan India yang ada di sana, mereka melakukan pemboikotan untuk mendukung kemerdekaan Indonesia yang baru diproklamirkan tahun 1945 itu. “Upaya merebut kemerdekaan dengan mencari dukungan luar negeri ini cukup penting, namun jarang kita dapatkan informasi ini ketika kita sekolah dulu,” ungkap M. Adam Nuh Ibrahim, mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah UM yang malam itu sebagai pemantik diskusi.

Pria yang juga aktif di komunitas Etalase Speak Up ini pun menerangkan bahwa dukungan luar negeri cukup signifikan juga dampaknya bagi kemerdekaan secara utuh di Indonesia. Terlebih pengakuan kemerdekaan ini sangat penting untuk Indonesia yang saat itu merupakan negara yang baru lahir. Sehingga pengakuan Australia atas merdekanya Indonesia menjadi penting untuk mendukung perjuangan kaum Indonesia pasca kemerdekaan ketika Belanda ingin kembali menjajah. “Terlebih memang dalam sejarah, Australia juga sabagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia,” ujar Adam.

Tak hanya Adam, Rangga Naviul Wafi, mahasiswa sejarah yang juga sebagai pemantik diskusi malam itu lebih menerangkan peran kaum buruh dalam perpolitikan serta strategi ekonomi di Indonesia yang berdampak pada kemerdekaan. Dalam film itu terlihat jelas bahwa para punggawa dan tokoh Indonesia meminta dukungan luar negeri dengan mendekati kaum buruh pelabuhan. Dengan cara itulah dampak atas pemboikotan para buruh untuk mendukung kemerdekaan indonesia  cukup berhasil membantu para pejuang Indonesia yang berjuang di dalam negeri. “Dengan tidak bisanya berlayar kapal-kapal Belanda membawa amunisi dari Australia ini cukup berdampak besar juga bagi perjuangan dalam negeri,” terang mahasiswa yang juga bekerja di Lintas Generasi Book Store ini.

Nama                   : Moh. Fikri Zulfikar

Mahasiswa : Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)