image_pdf

Malang. Universitas Negeri Malang (UM) menggelar sidang terbuka pengukuhan 2 guru besar baru dalam bidang sains. Kedua guru besar itu adalah Prof. Dr. Fauziatul Fajaroh, M.S. dalam bidang Ilmu Kimia Material dan Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si. dalam bidang Ilmu Fisika Material. Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM menambahkan jumlah guru besar di kampus Pendidikan ini sehingga berjumlah 80 guru besar. Pengukuhan ini dilaksanakan Senin (25/11) di Lantai 9 Graha Rektorat UM berlangsung dengan khidmah.

Dalam pengukuhan ini dipimpin oleh Prof. Dr. H. Sukowiyono, S.H., M.Hum selaku ketua Senat UM beserta para anggota Senat UM. Dalam pidato pengukuhannya Prof. Dr. Fauziatul Fajaroh, M.S. menjelaskan mengenai “Kiprah Nanomaterial dalam Kehidupan Manusia dan Dampaknya”. Dilanjutkan dengan pidato Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si tentang “Menyelami Kesederhanaan Struktur, Memanfaatkan Derajat Kompleksitas Material.

Prof. Dr. Fauziatul Fajaroh, M.S.

Prof. Dr. Fauziatul Fajaroh, M.S. dalam pidatonya memaparkan nanomaterial dalam kehidupan manusia.

“Teknologi Nanomaterial ini sudah banyak diaplikasikan dalam kehidupan manusia dan sudah dikomersilkan di khalayak luas. Seperti industry farmasi, makanan dan kosmetik sudah memakai teknologi ini karena sangat menguntungkan. Nanomaterial ini juga memiliki dampak positif dan negative yang perlu juga difikirkan untuk kehidupan anak cucu kita. Sehingga diperlukan pula penanggulangan dan pencegahan agar kehidupan kedepannya dapat lebih lestari. Penerapan prinsip kimia hijau dalam proses sintetis nanomaterial ini menjadi sebuah harapan agar teknologi ini semakin baik dan memberikan dampak sosial bagi masyarakat,” ujarnya.

Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si

Dilanjutkan dengan pidato kedua yang disampaikan oleh Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si memaparkan pentingnya pengembangan riset material berbasis bahan alam.

“Penelitian berbasis mineral berbasis alam seperti tanaman eceng gondok dan buah buahan berwarna untuk dijadikan bahan dasar elektronik. Salah satunya pembuatan solar cell berbahan dasar dari alam seperti penggabungan buah-buahan berwarna untuk menyerap spektrum cahaya. Dengan seperti itu energi dari cahaya matahari yang dihasilkan lebih banyak karena energi yang diserap lebih banyak. Solar cell ini kami beri nama Dye Syntesiser Solar Cell (DSSC). Harapannya dengan pengembangan ini bisa dibuat kedepannya sebuah Super Kapasitor yang memiliki kemampuan lebih baik daripada kapasitor yang ada saat ini,” ujarnya.

Acara diakhiri dengan pengalungan medali guru besar oleh ketua Senat UM dilanjutkan dengan sesi foto bersama.

Pewarta           : Nuri Riskian – Internship Humas UM

Pewarta Foto   : Firda Farhani/Derin Aypa – Internship Humas UM