image_pdf
Hania Nuha Tsabita, mahasiswa program studi S1 Pendidikan Bahasa Arab UM, tergabung dalam tim Program Kampus Mengajar (KM) di SMP Al-Badri Jember

Program Kampus Mengajar (KM) 7 kembali dilaksanakan tahun ini dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, termasuk Universitas Negeri Malang (UM). Salah satu peserta dari UM, Hania Nuha Tsabita. Dia tergabung dalam tim yang mengikuti Program KM di SMP Al-Badri Jember, yang jaraknya lebih dari 10 kilometer dari rumahnya. Mahasiswa program studi S1 Pendidikan Bahasa Arab UM yang kerap disapa Hania ini merupakan satu-satunya anggota dalam timnya yang bukan berasal dari Universitas Jember.

Timnya terdiri dari lima mahasiswa yang seluruhnya adalah perempuan. Meski dalam menjalankan Program KM sering menghadapi tantangan untuk menyatukan pemikiran dan kerap mengalami miskomunikasi dengan pihak sekolah, mereka rutin melakukan evaluasi untuk meminimalisir kesalahpahaman.Hania menyampaikan alasannya memilih lokasi sekolah di kampung halamannya.

“Alasan memilih Jember sebagai lokasi penempatan sekolah, selain berkesempatan pulang dan lebih dekat dengan keluarga, saya juga ingin mengetahui lebih dalam kondisi pendidikan di kampung halaman,” ungkap Hania.

Hania menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke Dinas Pendidikan Jember untuk mengumpulkan berkas Power Point (PPT) program kerja dalam bentuk hardfile. Dia kemudian bertemu dengan salah satu petugas, Fatah Yasin, S.Pd. yang mana beliau menginformasikan tentang kondisi pendidikan di Jember.

“Angka pernikahan dini di Jember masih tinggi. Semangat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi masih rendah. Mereka lebih tertarik untuk menikah maupun bekerja seusai mengenyam bangku pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Saya berharap dengan adanya mahasiswa KM ini bisa memotivasi peserta didik untuk semangat berpendidikan dan memberikan gambaran menarik bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan di universitas,” jelas Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Jember itu.

Selama masa penugasan, Hania dan timnya mengamati sejumlah masalah di SMP Al-Badri, antara lain: 1) Peserta didik yang belum lancar membaca. 2) Lingkungan sekolah yang belum kaya akan literasi. 3) Semangat belajar siswa yang masih rendah. 4) Tingkat literasi dan numerasi yang minim. 5) Kurangnya pengetahuan peserta didik tentang peta wilayah Indonesia dan pahlawan nasional. 6) Rendahnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 7) Peserta didik yang belum mengenal teknologi dengan baik. 8) Metode pembelajaran guru yang masih monoton.

Berdasarkan observasi tersebut, program KM di SMP Al-Badri berfokus pada pengenalan dan penerapan metode pembelajaran baru untuk menggantikan metode ceramah yang selama ini diterapkan. Tujuannya adalah meningkatkan antusiasme belajar siswa dan menciptakan suasana kelas yang lebih interaktif dan menyenangkan.Hania berpendapat, “Mengikuti Kampus Mengajar merupakan pengalaman baru bagi saya dalam mengajar peserta didik secara langsung. Ternyata selama masa penugasan, saya menerapkan hampir semua ilmu yang telah diserap ketika kuliah di UM. Menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran dengan mempertimbangkan fasilitas sekolah dan tingkat kemampuan peserta didik, ternyata membuahkan hasil. Peserta didik terlihat cukup antusias dan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. Saya semakin yakin bahwa UM memang perguruan tinggi yang unggul di bidang pendidikan.”

Melalui program Kampus Mengajar, Hania dan rekan-rekannya memperoleh berbagai manfaat, seperti pengalaman mengajar langsung, mendorong inovasi dalam metode pengajaran, mempersiapkan diri menghadapi tantangan di dunia kerja, mengembangkan karakter kepemimpinan, empati, dan tanggung jawab sosial, serta menjalin komunikasi baik dengan berbagai pihak. Selain itu, mereka juga mendapatkan relasi di luar kampus dan bantuan biaya hidup setiap bulan.

“Program Kampus Mengajar ini membuat saya semakin menyadari bahwa profesi guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Perlunya apresiasi lebih bagi guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mendidik dan mencerdaskan anak Bangsa Indonesia,” tutup Hania.

Dengan semangat dan dedikasi tinggi, para peserta KM 7 diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang masih membutuhkan perhatian lebih.

Pewarta: Tri Anggara Medhi Sampurno – Internship Humas

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – UM Public Relations