Dorong Kemajuan Inovasi Teknologi, UM Kembangkan Sistem Happiness Index Detector
Share:
Share:
Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan inovasinya dalam bidang teknologi. Harits Ar Rosyid, S.T., M.T., Ph.D, Kepala Divisi Pusat Unggulan IPTEKS Disruptive Learning Innovation (DLI) UM bersama tim yang terdiri dari M. Zainal Arifin dan Prof. Aji Prasetya W mencetuskan ide untuk mengembangkan Happiness Index Detector (HID). Gagasan inovasi HID ini muncul pada momen Halal Bihalal Tahun 2023 agar tidak hanya diisi dengan ajang silaturahmi, makan-makan, dan musik, tetapi juga diwarnai dengan penerapan teknologi canggih berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
“Motivasi utama kami mengembangkan HID ini adalah untuk menghadirkan konsep acara Halal Bihalal yang lebih interaktif dan menarik,” ungkap Harits. Teknologi HID ini memanfaatkan Computer Vision untuk mendeteksi ekspresi wajah, dengan bahasa pemrograman Python dan library openCV sebagai dasar pengembangan.
Inovasi Teknologi HID ini mengidentifikasi ekspresi wajah seseorang yang dibaca sistem dan telah diuji coba selama acara Halal Bihalal berlangsung. “Kami menyederhanakan tujuh ekspresi menjadi dua, yaitu bahagia atau tidak bahagia, untuk memudahkan interaksi pengguna dengan program,” jelas Harits. Hasilnya, pengunjung merasa puas dan berharap teknologi semacam ini dapat diterapkan kembali kedepannya.
Lebih dari itu, inovasi HID ini mampu menginspirasi berbagai riset lanjutan yang ada di UM. “Kami sedang mengembangkan beberapa proyek seperti sistem keamanan berbasis pengenalan wajah, mini game ekspresi wajah untuk deteksi kehidupan, deteksi pengalaman positif dan negatif dalam kelas, presensi intuitif, hingga gerbang parkir otomatis,” tambah Harits. Semua proyek tersebut telah diujicoba dan hasilnya akan dipublikasikan dalam waktu dekat.
Namun, terdapat tantangan terbesar terhadap inovasi teknologi HID ini yaitu optimasi program agar dapat berjalan lancar untuk banyak wajah pengunjung. “Ketika jumlah pengunjung yang berinteraksi semakin banyak, kinerja HID mulai menurun dan program terasa putus-putus,” kata Harits. Dengan demikian tim pengembang akan terus mengevaluasi HID supaya kinerjanya lebih baik.
Disamping itu, inovasi teknologi HID ini masih belum matang secara teknis dalam rencana komersialisasi, akan tetapi tim HID sendiri siap menjadi sebagai konsultan dan pengembang bagi event-event serupa yang menginginkan teknologi ini untuk difungsikan secara custom. Disela-sela wawancaranya bersama Tim Humas UM tersebut, Harits menyampaikan pesannya terkait dengan maraknya teknologi AI masa kini. “Berpikirlah kreatif di era AI ini agar teknologi bisa kita eksploitasi untuk mendukung kehidupan kita,” pesan Harits.
Dukungan UM terhadap penelitian semacam ini sangat besar. “UM sangat mendukung penelitian dalam bidang ini dan berperan besar dalam terwujudnya inovasi semacam ini,” tutup Harits dengan penuh semangat. Dengan hadirnya inovasi teknologi HID ini, UM tidak hanya menciptakan acara yang meriah tetapi juga semakin berkomitmen mendorong kemajuan teknologi dan inovasi di Indonesia.
Pewarta: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM