image_pdf
Beberapa peralatan untuk pengolahan limbah ketela untuk dijadikan produk gaplek

Inovasi UM – Upaya pengolahan limbah dari berbagai sektor industri terus dikembangkan untuk meminimalkan dampak pencemaran lingkungan dan mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi. Inovasi ini mendorong Rachmat Hidayat, M.Pd. Kaprodi S1 Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang (FEB UM) mengembangkan teknologi pengolahan limbah organik guna mencapai swasembada bahan baku industri. Proyek ini pertama kali diimplementasikan dalam pengelolaan limbah ketela di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

Dengan fokus pada daur ulang limbah ketela menjadi gaplek yang dikemas menarik, proyek ini bertujuan mendukung industri tape setempat. Peluncuran produk gaplek ini tidak hanya terhenti pada tahap produksi, tetapi juga mencakup strategi pemasaran dan branding yang modern. Melalui platform media sosial, masyarakat Desa Banjarsari dilatih memasarkan produk mereka secara efektif sehingga mampu menjangkau konsumen lebih luas di luar wilayah desa.

Pada Kamis (4/4) proyek ini dimulai dengan identifikasi limbah ketela yang dihasilkan oleh industri tape lokal. Limbah tersebut diolah menjadi gaplek, produk ketela kering bernilai jual tinggi, menggunakan teknologi fermentasi dan pengeringan yang ramah lingkungan. Rachmat menjelaskan bahwa pemilihan teknologi ini bertujuan meminimalkan dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi produksi. “Proses pengolahan gaplek dimulai dengan pemotongan ketela menjadi irisan tipis yang kemudian difermentasi. Setelah itu, ketela dikeringkan menggunakan oven khusus hingga mencapai kadar air ideal. Gaplek yang dihasilkan kemudian dikemas dengan desain kemasan yang menarik untuk meningkatkan daya tarik pasar,” jelasnya.

Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Banjarsari melalui pengelolaan limbah yang lebih efisien dan ekonomis. Proyek ini tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga sosial. Keterlibatan langsung masyarakat dalam setiap tahap proyek meningkatkan rasa kepemilikan dan kebanggaan terhadap produk lokal. Interaksi dan kolaborasi yang intensif di antara para pengrajin tape, terutama wanita dan pemuda, memperkuat jaringan sosial serta mendukung satu sama lain dalam berbagi pengetahuan.

Semangat para peserta dalam mengikuti pelatihan pengolahan limbah ketela di industri Tape Desa Banjarsari

Melalui sinergi inovasi teknologi dan komitmen kuat dari seluruh elemen masyarakat, proyek ini mengubah cara pandang terhadap limbah organik menjadi sumber daya berharga. Limbah ketela yang sebelumnya tidak bernilai kini menjadi simbol transformasi dan keberlanjutan, mendukung visi swasembada bahan baku industri tape Desa Banjarsari dan pembangunan yang lebih ramah lingkungan.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah – Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan UM
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – UM Public Relations