Melalui Program WMK, Mahasiswa UM ini Sulap Lengkuas dan Mengkudu Menjadi Produk Herbal Kekinian
Share:
Share:
Luluk Novi Hidayanti merupakan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Program Studi S1 Biologi yang memiliki kegemaran wirausaha. Pada tahun 2023 mahasiswa yang akrab disapa Luluk ini berhasil menunjukkan kiprahnya dalam dunia wirausaha melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Wirausaha Merdeka (WMK). Program ini berfokus memberikan sebuah pengalaman dalam berwirausaha bagi mahasiswa.
“Melalui WMK ini saya dapat menumbuhkan semangat dan inisiasi jiwa entrepreneur untuk mengurangi tingkat pengangguran terdidik dari lulusan perguruan tinggi, sehingga setelah mengikuti program WMK ini saya dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan masyarakat,” tutur Luluk.
Selama program WMK berlangsung Luluk telah menggagas usaha yang bergerak di bidang kuliner (FnB) yakni “Nutrofin” yang merupakan produk minuman herbal infused water yang terbuat dari lengkuas merah dan buah mengkudu. Nutrofin merupakan produk diversifikasi dari minuman jamu tradisional yang diadaptasi dalam bentuk lebih modern agar tampilannya lebih menarik dan rasanya dapat disukai anak muda jaman sekarang. Sementara itu, di bidang industri kreatif, ia bersama timnya menciptakan “Ocuwrap,” inovasi bubble wrap dari plastik biodegradable yang bisa digunakan kembali sebagai media tanam.
Selanjutnya Luluk menjelaskan mengenai motivasi akan keterlaksanaanya dalam mengikuti program WMK. “Dengan adanya program WMK dapat membantu mengasah kemampuan berwirausaha yang sepenuhnya belum didapatkan dari kegiatan perkuliahan formal,” jelas Luluk.
Sambungnya, Luluk memberikan sebuah ungkapan mengenai poin penting dalam mengikuti MBKM WMK, “seperti halnya dengan poin utama IKU (Indikator Kinerja Utama) pemerintah mencakup lulusan yang memperoleh pekerjaan layak, melanjutkan studi, atau berwirausaha. Melalui WMK, saya bisa fokus pada poin ketiga.”
Sebagai peserta yang lolos dalam pendanaan MBKM WMK, Luluk menyebutkan berbagai berkas yang telah ia cantumkan antara lain surat rekomendasi dari fakultas, SPTJM, CV, KTP, transkrip nilai, pakta integritas dan buku tabungan bank.
Dalam menjalani bisnis, Luluk seringkali menghadapi tantangan di tengah ketatnya persaingan pasar. Hal ini lantas tidak menjadikan ia putus asa, tetapi semakin bersemangat untuk terus mengembangkan produk WMK. “Salah satu caranya Luluk bersama tim melakukan ‘product development‘ yakni berguna untuk memperbaiki, mengembangkan bentuk, atau menambah fungsi produk sesuai kebutuhan konsumen,” jelas Luluk.
Berbagai manfaat yang telah Luluk dapatkan dari mengikuti program MBKM WMK ini antara lain: pendanaan intensif yang dapat digunakan sebagai modal usaha serta kegiatan mentoring untuk meminimalisir penggunaan modal secara tidak efektif.
Semakin berkembangnya era modern Luluk yakin dapat memberikan pengidentifikasian sebuah permasalahan dan kebutuhan konsumen di lapangan serta mencari tim bisnis yang solid dan berkompeten. “Dengan tim yang tepat, kami bisa menghadapi tantangan dan mengembangkan usaha lebih lanjut,” ujarnya.
Tutupnya Luluk juga menautkan sebuah pesan yang dapat bermanfaat untuk seluruh mahasiswa yang sedang duduk di bangku perkuliahan, “privilege untuk menjadi mahasiswa tidak dimiliki oleh semua orang. Manfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan diri dan berwirausaha.”
Keberhasilan Luluk ini tidak hanya mengharumkan citra UM, tetapi juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-9 yaitu peningkatan inovasi dan infrastruktur industri. Dengan demikian, UM terus berkomitmen mendukung mahasiswanya untuk berprestasi, memperkuat peran universitas dalam mencetak generasi unggul dan berdaya saing.
Pewarta: Soni Subhan Muttaqin – Internship Humas UM
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – UM Public Relations