Urgensi Fisiologi Olahraga dalam Pengelolaan Olahraga untuk Meningkatkan Kesehatan dan Prestasi
Bagikan:
Bagikan:
Fisiologi olahraga yang merupakan cabang dari fisiologi dan bagian dari Sports Science, yang mempelajari respon tubuh terhadap olahraga dan bagaimana tubuh beradaptasi (menyesuaikan diri) terhadap olahraga dari waktu kewaktu. Karena itu fisiologi olahraga sangat dibutuhkan untuk mengelola olahraga, dan mengkondisikan potensi stressor olahraga, menjadi stimulator yang mengutungkan fisiologi tubuh. Sehingga dapat mengkondisikan perilaku respon neurohormonal pada limbic system terhadap Hypothalamic–Pituitary–Adrenal axis (HPA Axis), untuk conditioning stimuli pada alur limbic-hipothalamic-pituitary-adrenal axis (LHPA). Kemudian menimbulkan perilaku motorik dan hormonal yang menyebabkan mekanisme umpan balik pada sistem saraf pusat melalui somatosensorik, mengubah aktivitas HPA-axis dan SAM-axis .
Stresor olahraga dapat dikondisikan menjadi stimulator, yang mengutungkan untuk Kesehatan dan kesegaran jasmani. Hasil penelitian dengan subyek obesitas membuktikan: penurunan stresor (penurunan kadar hormone kortisol), hormone endorphin, menurunkan Malondialdehyde (MDA /radikal bebas), meningkatkan enzim antioksidan Superoksida dismutase (SOD), kadar hormone pertumbuhan (Growth hormone/GH), insulin-like growth factor-1 α (IGF-1α) meningkat dan perbaikan profil lemak (meningkatkan HDL, menurunkan LDL, TG, T-C,dan glukosa darah). Juga meningkatkan gen thermogenic : peroxisome proliferator-activated receptorgamma coactivator-1 alpha (PGC-1α), fibronectin type III domain 5 (FNDC-5) dan irisin, setelah olahraga intensitas moderat . Olahraga kontinyu perubahannya lebih baik dari pada olahraga intermiten. Penurunan sekresi hormon kortisol, meningkatkan sensitivitas leptin dan insulin, merangsang peningkatan neuron NPY/AgRP di ARC. Peningkatan GH, juga menguntungkan untuk pertumbuhan otot dan menghemat sumber energi dari karbohidrat dan protein. Pada penelitian ini juga, ditemukan peningkatan IGF-1α, yang menginduksi phosphatidylinositol 3-kinase (PI3K)/, aktivasi ofmTORC1 dan p70S6 kinase, sebagai pengatur utama sintesis protein dan pertumbuhan otot. Menariknya pada penelitian ini, gen thremogenik PGC-1α juga meningkat. PGC-1α , memiliki efek ganda, selain berfungsi regulator biogenesis, dan juga memiliki fungsi untuk mengatur ekspresi gen anti oksidan di mitokondria: magan superoxide dismutase, catalase, peroxiredoxin 3 dan 5, uncopling protein 2, thioredoxin 2, dan thioredoxinreductase, mencegah peningkatan MDA, mencegah stress oksidatif, sehingga mencegah injury oksidatif dan disfungsi mitokondria. Sebagai regulator biogenesis PGC-1α, meningkatkan pelepasan FNDC-5, sehingga pelepasan sirkulasi irisin, dan juga peningkatkan UCP-1, menyebabkan browning jaringan adiposa putih (white adipose tissue/WAT) . Browning pada WAT memicu aktivitas thermogenesis, melalui melalui jalur ERK dan MAPK P38 (p38 mitogen-activated protein kinase) dan aktivasi lipolisis melalui siklik AMP – protein kinase A (PKA) –perilipin – hormone sensitive lipase (HSL). Peningkatan PGC-1α menurukan β trophin, mengaktifkan enzim lipo protein lipase (LPL). Pada penelitian ini juga glukosa darah menurun, diinduksi peningkatan gen thremogenik yang mempengaruhi ekspresi gen seperti GLUT4, hexokinase, dan PPARA (peroxisome proliferator-activated receptor-alpha), mengatur glikogenogenase (PCK1) dan glukoneogenesis (PYG).
Pengendalian stresor olahraga yang dikolaborasi dengan musik, menguntungkan, tidak hanya Kesehatan fisiologis, tetapi juga psikologis. Olahraga dengan mendegarkan musik meningkatkan sekresi endorphin, testoteron, menurunkan kortisol dan meningkatkan sekresi irisin, yang lebih tinggi dari pada tanpa musik. Musik memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi fisiologi dan psikologi pelaku olahraga. Musik yang didengarkan selama olahraga meningkatkan kineraj otot, meningkatkan metabolism dan menurunkan stressor olahraga, sehingga olahraga tidak hanya menguntungkan dari aspek peningkatan fisik, tetapi juga meningkatkan Kesehatan fisiologis, dan juga psikologis, untuk mencapai hight performance, yang dibutuhakn dalam mendukung prestasi olahraga.