image_pdf

Malang. 16 Dosen Universitas Negeri Malang (UM) masuk dalam 500 peneliti terbaik Indonesia versi Science Technology Index (SINTA) yang diumumkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek-BRIN) pada 28 Mei 2020. Adapun 16 nama dosen UM yang dimaksud  yaitu Ahmad Taufiq, Siti Zubaidah, Aji Prasetya Wibawa, Sunaryono, Nandang Mufti, A.N. Affandi, Sumarmi, Markus Diantoro, Herawati Susilo, RR.Poppy Puspitasari, Duran Corebima Aloysius, Punaji Setyosari, Toto Nusantara, Susriyati Mahanal, Nurul Hidayat dan Abdur Rahman As’ari.

Pemeringkatan kinerja peneliti Indonesia berdasarkan SINTA pada tahun ini dilakukan menggunakan formula penilaian kinerja peneliti yang memperhitungkan indikator yakni jumlah artikel jurnal/non-jurnal terindeks di Scopus, jumlah sitasi di Scopus, jumlah sitasi di Googleschoolar dan jurnal Sinta 1-6 dalam perhitungan 3  tahun terakhir penuh. Pemeringkatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja publikasi penelitian yang semakin bermutu.

Capaian ini telah diupayakan sejak 2016 sebagaimana dijelaskan Markus Diantoro selaku ketua LP2M UM “Ada dua jalan yang ditempuh yaitu membentuk Tim Percepatan Publikasi (TPP) yang dilakukan sejak 2019 bergabung menjadi salah satu pusat di LP2M dan UM mengeluarkan kebijakan untuk memberikan dana penelitian yang dikoordinasikan di LP2M. Selain itu di Pusat Publikasi Akademik (Publika) telah dibentuk juga Tim Percepatan Jurnal dan Konferensi (TPJK) Internasional, dan Tim  Pencegahan dan Penangunggalangan Plagiasi Akademik (TP3A). Ide dasarnya jumlah penelitian meningkat, luaran berupa publikasi yang berkualitas meningkat,” jelasnya.

Lanjutnya Ahmad Taufik yang memperoleh peringkat tertinggi di UM memaparkan strateginya melalui kolaborasi dengan para kolega peneliti baik di dalam negeri maupun luar negeri, “Kolaborasi utama dengan sesama kolega di UM, baik dalam satu KBK maupun luar KBK, bahkan dengan kolega lintas program studi dan fakultas. Senantiasa melibatkan mahasiswa dalam riset kita baik yang didanai secara mandiri, PNBP UM, Kemenristekdikti, maupun luar negeri, termasuk mengirim dan mendampingi mahasiswa melakukan riset di luar negeri yang rutin setiap tahun kami lakukan. Di atas itu semua, budaya membaca berbagai laporan riset terbaru setiap hari wajib kita lakukan sehingga menambah acuan dalam melakukan riset yang ujungnya meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi internasional bereputasi. Khusus mahasiswa, kita wajibkan menulis artikel yang dipublikasikan secara internasional mereka sebagai nama pertama sebagai syarat lulus studinya dan juga sebagai nama anggota, termasuk dalam paten. Tentunya yang wajib kita lakukan juga adalah senantiasa meminta kemudahan dari Allah dalam melakukan riset dan publikasi.” tuturnya.

Riska Febrianti – Internship Humas UM