Cetak Bidan Sahabat Bunda dan Anak, S1 Kebidanan UM Gunakan Metode Belajar Ini
Bagikan:
Bagikan:
Malang – Peran bidan sebagai pilar kesehatan ibu dan anak di Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 1851, ketika sekolah bidan pertama didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hingga kini, bidan tetap menjadi profesi vital dalam mencetak generasi penerus bangsa.
“Seorang bidan tidak hanya membantu ibu melahirkan, tetapi juga mendukung kesehatan ibu dan anak di berbagai generasi berikutnya,” ujar Kaprodi S1 Kebidanan Universitas Negeri Malang (UM), Nindi Kusuma Dewi, S.Keb., M.Keb.
UM mengambil peran strategis dalam mencetak bidan berkualitas dengan membuka Program Studi (Prodi) S1 Kebidanan. Prodi ini menawarkan program bundling yang mengintegrasikan pendidikan sarjana dan profesi bidan secara langsung. “Mahasiswa akan menempuh pendidikan sarjana selama 8 semester, kemudian melanjutkan program profesi bidan selama 3 semester. Total waktu yang dibutuhkan sekitar 5 hingga 5,5 tahun,” jelas Nindi.
Program profesi ini sangat penting karena mahasiswa perlu memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai syarat legal untuk praktik. “Paket bundling ini kami rancang agar mahasiswa dapat belajar dengan lebih terstruktur dan efisien,” tambahnya.
Fokus utama pembelajaran di Prodi S1 Kebidanan UM adalah kesehatan reproduksi, dengan pendekatan promotif dan preventif. Mahasiswa akan mempelajari mata kuliah asuhan kesehatan berbasis Problem Based Learning (PBL) yang sering membahas isu kesehatan olahraga terkait ibu dan anak. “Kami menyiapkan mahasiswa agar mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dengan pendekatan holistik,” jelas Nindi.
Prodi ini dilengkapi fasilitas lengkap, termasuk 18 laboratorium, seperti Laboratorium Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan. “Mahasiswa dapat mempraktikkan berbagai keterampilan, seperti menyuntik, di laboratorium ini,” paparnya. Selain itu, ujian berbasis computer based test (CBT) dirancang sebagai studi kasus dengan soal berbeda untuk setiap mahasiswa, guna mempersiapkan mereka menghadapi ujian kompetensi.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga akan mempelajari metode persalinan senyum yang dapat mengurangi risiko tindakan pengguntingan perineum serta mendukung pendampingan ibu pascapersalinan agar terhindar dari baby blues.
Langkah UM ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan) dan 4 (Pendidikan Berkualitas). Dengan kurikulum berbasis teknologi informasi dan fasilitas modern, UM membuktikan komitmennya dalam mencetak bidan profesional yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
S1 Kebidanan membuka pendaftaran melalui jalur SNBP hingga 18 Februari dan SNBT pada 11-27 Maret. Prodi yang tergolong baru ini memiliki peluang masuk yang tinggi di UM. “Kami menunggu adik-adik calon mahasiswa baru untuk bergabung dan belajar banyak hal menarik di sini,” tutup Nindi dengan penuh antusias.
Pewarta: Adam Gunawan – Internship Humas UM
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM