image_pdf

Dalam seni kaligrafi, nama Muhammad Feri Ardianto mungkin sudah tidak asing lagi. Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Seni Rupa angkatan 2021 di Universitas Negeri Malang (UM) ini telah menorehkan banyak prestasi di kompetisi bidang seni kaligrafi dari tingkat kota, provinsi hingga nasional.

Mahasiswa yang akrab disapa Feri ini telah menunjukkan bakatnya pada seni sejak duduk dibangku sekolah. “Saya sejak duduk di bangku sekolah TK sudah mulai tertarik dengan dunia seni, kemudian saya terus menekuninya hingga sampai jenjang perkuliahan saat ini,” ujarnya. 

“Saya belajar ini secara otodidak maupun dengan guru pembimbing. Dari perjalanan tersebut, banyak sekali rintangan dan tantangan yang saya alami, tetapi berkat usaha, dorongan, serta doa orang tua, akhirnya bisa sampai di titik ini,” tambahnya.

Keberhasilan Feri didunia seni bukanlah sesuatu yang instan, melainkan berproses dengan ketekunan dan kerja keras. Penerima Beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) ini telah berhasil memenangkan puluhan kejuaraan Kaligrafi atau yang disebut dengan Musabaqah Khattil Qur’an (MKQ) dari tingkat TK. Salah satu puncak karier akademiknya adalah diterimanya di UM melalui jalur masuk mandiri prestasi berkat pencapaian yang telah diraihnya sejak duduk dibangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

Dalam perjalanannya, Feri menghadapi berbagai suka dan duka. “Strategi yang saya lakukan tentunya berlatih secara konsisten mengikuti tren gaya kaligrafi model sekarang. Kemudian meminta saran, masukan, motivasi serta doa kepada guru-guru kaligrafi saya, dan yang terakhir berdoa kepada Allah SWT serta meminta doa kepada kedua orang tua,” kata Feri.

Tidak hanya itu, selain usaha dan konsisten mengikuti tren gaya kaligrafi, Feri juga mengelola waktu untuk selalu produktif. Mengelola waktu menjadi kunci sukses Feri dalam mengimbangi antara akademik dan perlombaan. “Biasanya saya mengambil waktu libur untuk melatih atau mempersiapkan perlombaan yang saya ikuti. Jika memang waktunya bentrok dengan hari perkuliahan, saya meminta izin kepada dosen pengajar pada hari tersebut,” jelasnya. 

Bukan kerja keras yang menjadi tantangan terberat, tetapi konsistensi adalah tantangan terberat bagi Feri. Konsistensi menjadi kunci penting bagi Feri, sebab dengan begitu Feri mampu menjaga ritme produktivitas untuk mengembangkan bakatnya. “Karena saya senang menggeluti bidang seni khususnya kaligrafi, saya merasa sayang sekali jika seni kaligrafi ini tidak saya jaga dan kembangkan. Perjuangan yang telah saya lewati sudah sangat panjang, kurang lebih selama belasan tahun,” ungkap Feri.

Feri juga mengakui pentingnya dukungan dari keluarga dan teman-temannya. “Orang yang paling mendukung saya selama ini adalah kedua orang tua dan keluarga, serta dukungan dari teman-teman yang sangat positif ketika saya akan mengikuti perlombaan dan hal itu yang membuat saya menjadi lebih tenang dan percaya diri,” ujar Feri.

Feri selama berproses dalam meraih berbagai prestasi yang gemilang tersebut, memiliki pengalaman unik ketika wisuda di jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs). “Waktu wisuda, semua piala yang diperoleh ketika sekolah diberikan pada saat wisuda. Wisudawan yang berprestasi disuruh naik panggung untuk foto-foto. Ternyata piala yang saya peroleh cukup banyak hingga terpaksa meminta teman untuk membantu membawakannya karena tangan saya tidak cukup,” kenangnya sambil tertawa.

Kedepannya Feri akan terus menerus berproses untuk mengembangkan potensi akademik dan non akademik termasuk keilmuan dan keterampilan dalam dunia seni kaligrafi. Bagi Feri, bakatnya dalam seni kaligrafi telah melekat dalam dirinya sehingga sangat sayang sekali apabila tidak dirawat bahkan ditinggalkan. Disaat menekuni dan berproses untuk menggapai impiannya, Feri senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar selalu diberikan kekuatan untuk konsisten dan kelancaran segala urusannya.

Feri berharap kisahnya dapat menginspirasi banyak orang untuk terus mengembangkan potensi diri mereka. “Teruslah belajar dan kembangkan apa yang menjadi potensi dalam diri kita sampai benar-benar mencapai titik maksimal. Jangan lupa, setiap usaha dan langkah yang kita jalani harus diiringi dengan doa agar hasil yang kita harapkan dapat tercapai,” pesannya.

Muhammad Feri Ardianto, mahasiswa berbakat asal Blitar ini telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi dan dukungan dari orang-orang terdekat, impian dapat diwujudkan. Kaligrafi bukan hanya menjadi hobi, tetapi juga menjadi jalan hidup saya yang penuh dengan prestasi.

Pewarta: Tri Anggara Medhi Sampurno – Internship Humas UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM