image_pdf
Sofa Marwati (tiga dari kiri) saat mengikuti program PMM di Universitas Bosowa, Makassar. Banyak hal yang didapatkan termasuk belajar toleransi dari berbagai karakter dan kebiasaan yang berbeda.

Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan salah satu rangkaian program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk belajar di perguruan tinggi lain. Sofa Marwati adalah salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) yang berhasil mengikuti program PMM angkatan keempat di Universitas Bosowa, Makassar.

Saat diwawancarai Tim Humas UM, mahasiswa yang akrab dipanggil Wawa ini mengungkapkan bahwa perjuangannya untuk lolos seleksi PMM tidaklah mudah. Sebelumnya, ia sempat gagal saat mendaftar PMM diangkatan ketiga di Universitas Negeri Surabaya. “Saya mendaftar program PMM sejak angkatan ketiga ketika masih semester tiga. Meski saat itu tidak lolos, saya terus berjuang hingga akhirnya berhasil masuk PMM pada angkatan keempat di Universitas Bosowa,” tutur Wawa.

Ketertarikan Wawa sangat besar terhadap program PMM, sehingga disaat semester tiga ia aktif mencari informasi tentang program ini. “Saya sangat tertarik dengan PMM karena memberikan kesempatan yang luas untuk belajar di luar daerah tempat tinggal. Saya yakin akan mendapatkan banyak pengalaman berharga dari program ini,” jelas mahasiswa asal Kepulauan Bangka Belitung tersebut.

Disaat menjalankan PMM, Wawa menyampaikan kekagumannya terhadap Universitas Bosowa. “Universitas Bosowa sangat luar biasa dari segi pembangunan, mata kuliah yang ditawarkan, lingkungan kampus, pertemanan, dan dosen-dosen yang kompeten,” ungkapnya. Fakultas Psikologi di Universitas Bosowa terkenal dengan fokus studi pada Psikologi Industri Organisasi (PIO). Dengan demikian Wawa mendapatkan pengalaman baru dalam studinya. “Letak Fakultas Psikologi ada di Menara Bosowa, dekat dengan kantor-kantor yang ada di sana, sehingga relevan dengan fokus studi PIO,” jelas Wawa.

Selama mengikuti program PMM di Universitas Bosowa, Wawa mengambil 20 SKS, terdiri dari 16 SKS mata kuliah dan 4 SKS untuk modul Nusantara. “Modul Nusantara adalah kegiatan wajib dalam program PMM yang dilakukan setiap minggu sekali, di mana saya mempelajari kebudayaan Sulawesi,” ungkapnya. Melalui modul ini, Wawa belajar tentang budaya Toraja, situs bersejarah Sulawesi Selatan, refleksi, serta berkontribusi dalam kegiatan sosial di Desa Bacu-Bacu.

Mengikuti upacara adat Toraja dan menjelajahi keindahan alam di Sulawesi Selatan merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi Wawa. “Saya merasa beruntung bisa melihat langsung keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui PMM, impian saya untuk menjelajahi pulau-pulau di Indonesia dapat terwujud,” kata Wawa dengan semangat.

Wawa juga belajar banyak tentang toleransi dan cinta tanah air. “Peserta PMM di Universitas Bosowa berasal dari Sabang sampai Merauke, sehingga saya belajar toleransi dari berbagai karakter dan kebiasaan yang berbeda. Selain itu, melihat kondisi desa di Indonesia, seperti Desa Bacu-Bacu, yang memiliki keterbatasan internet dan jalan yang rusak, menumbuhkan rasa cinta tanah air saya,” tambahnya. Diakhir wawancaranya, Wawa berterima kasih kepada Tim MBKM Fakultas Psikologi UM yang telah memberikan pendampingan selama program berlangsung. Ia juga mengajak rekan-rekan mahasiswa UM untuk mengikuti program PMM sebab banyak pengalaman berharga yang bisa didapatkan dari program ini.

Pewarta: Adam Gunawan – Internship Humas UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM