image_pdf

Sebagai upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan, Universitas Negeri Malang (UM) perkuat komitmen dalam penanganan perubahan iklim serta penjagaan terhadap ekosistem darat melalui kegiatan kerjasama Arboretum Bamboo. Kegiatan kerjasama yang dilaksanakan pada Kamis (4/7) merupakan pencanangan penanaman bambu di Kebun Raya Bambu Trenggalek (Trenggalek Bamboo Botanical Garden). Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggandeng dinas terkait serta organisasi lingkungan NGO Bengkel Hijau Indonesia. 

Secara resmi Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, memberikan sambutan dan pesan terkait dengan kegiatan yang luar biasa ini. “UM menjadi stakeholder untuk bisa memiliki Kebun Raya Bambu. Kebun Raya Bambu ini nanti semacam laboratorium hidup yang berfokus pada bagaimana ekonomi dan ekologi itu bisa berjalan beriringan,” ujar Bupati Trenggalek yang kerap disapa Cak Ipin ini. Penyerahan bibit secara simbolis kepada Bapak Bupati dan dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon bambu secara serentak. Kegiaran kerjasama ini juga diperkuat dengan oleh KKN mahasiswa UM kelompok Dilem Wilis yang terdiri dari 16 mahasiswa yang siap membantu berkontribusi dan menjadi eksekutor dalam menyukseskan kegiatan ini. 

Dalam kerjasama ini, secara visioner pihak UM akan melakukan pengkajian baik secara riset, eksakta maupun humaniora  maupun pengembangan teknologi, melihat kawasan Trenggalek Bamboo Botanical Garden memiliki banyak potensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. “Di UM kan banyak fakultas, kami sangat senang bisa berkontribusi kepada Kabupaten Trenggalek terkait konservasi bambu dan tujuannya sendiri sama seperti Pak Bupati yaitu keberlanjutan,” ujar Eli Hendrik Sanjaya, S.Si, M.Si, Ph.D perwakilan dari LPPM UM.

Setelah itu, dari perwakilan Bengkel Hijau Indonesia, Alwi Pucang juga menyampaikan bahwa bambu sendiri memiliki potensi yang besar, seluruh komponen pada bambu sendiri dapat dimanfaatkan, baik untuk ketahanan pangan dan juga perbaikan ekosistem serta lingkungan. 

“Karena kita sebentar lagi memasuki musim kemarau dan meninjau lahan kritis di Trenggalek sebagai bentuk pemaksimalan penyerapan air. Kami juga tidak berekspektasi, UM ternyata menyumbang bibit bambu berbagai jenis secara lebih dari apa yang kita harapkan.” ujar Alwi Pucang.

Dengan komitmen bersama secara berkelanjutan UM dan mitra akan meninjau penanaman bambu secara berkala. Target dari 220 ha Kebun Raya Bamboo ini akan ditanami bambu secara berkala dengan target 30-40 ha pada tahun pertama. Dalam target pertama akan dipantau perkembangannya dalam tiga tahun kedepan sebagai masa panen pertama. Dari penanaman ini menjadi prototype yang pasti sebagai upaya pengembangan dan pengelolaan sumberdaya untuk pemberdayaan alam maupun manusia secara berkelanjutan. 

Pewarta: Afgian Gala Mahiya Ikhsan – Internship Humas UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM