image_pdf
Prof. Dr. Markus menjelaskan pentingnya peran pemuda

Malang. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bersama dengan Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) pada Rabu (17/03) mengadakan sosialisasi dan pelatihan ‘Strategi Komunikasi Vaksinasi Covid-19 Untuk Jawa Timur Lebih Bangkit Kembali’. Kegiatan dilakukan secara daring menggunaka platform Video Conference Zoom Meeting.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Malang (UM), sekaligus Ketua Satgas Covid-19 UM, Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si, menjadi salah satu narasumber. Bersama dengan Dr. Didik Mukrianto S.H., M.H. selaku Ketua Umum Karang Taruna Pusat (PNKT) dan Dilla Amran selaku Tim Komunikasi Publik KPCPEN.

Penyampaian materi oleh Dr. Didik

Dr. Didik dalam kesempatannya menyampaikan bahwa masyarakat tidak boleh mengabaikan penyebaran  dan harus selalu mengikuti protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.

“Covid-19 ini sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Sudah menjadi langkah yang baik, kita sebagai masyarakat tetap menaati protokol dan anjuran pemerintah. Karena seiring berjalannya waktu covid terus berkembang.” Jelas Dr. Didik.

Dilla Amran memaparkan tentang vaksinisasi

Lebih lanjut, Dr, Didik menjelaskan bahwa kesadaran akses vaksinisasi belum berjalan baik di masyarakat. Bahwa masih banyak masyarakat yang menganggap vaksin ini tidak halal, tidak efektif dan lainnya.

“Menanggapi stigma masyarakat yang seperti itu, kami dari karang taruna diseluruh wilayah tanah air, termasuk Jawa Timur tentunya ingin mengakses edukasi yang teukur. Baik itu oleh pemerintah, lembaga penangan covid, dan mendapat edukasi langsung dari WHO.”

Dilla Amran dalam kesempatannya juga menyampaikan tentang apa itu vaksinisasi, bagaimana vaksin bekerja dalam tubuh, dan siapa saja yang menjadi prioritas dalam pemberian vaksin di Indonesia.

“Vaksinisasi itu kegiatan pemberian vaksin oleh Tenaga Kesehatan (Nakes). Harus oleh nakes, tidak boleh sembarangan. Sederhananya, vaksin itu adalah virus yang dilemahkan yang kemudian disuntikan kedalam tubuh dengan tujuan tubuh dapat mengenali virus tersebut yang nantinya tubuh akan membentuk kekebalan.”

“Di Indonesia, nakes, petugas publik, dan lansia menjadi prioritas untuk menapat vaksin  terlebih dahulu. Baru nanti setelah itu, masyarakat umum. Pemerintah menargetkan setidaknya 180 juta orang harus di vaksin.” Jelas Dilla Amran.

Terakhir, Prof. Dr. Markus menyampaikan bagaimana pentingnya peran pemuda dan mahasiswa dalam proses vaksinisasi dan pemulihan ekonomi.

“Di UM sendiri, beberapa mahasiswa ada yang ikut menjadi bagian dari tim Satgas Covid-19. Ada yang menjadi relawan/penggiat, lalu ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), ada juga Lembaga Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan mahasiswa yang magang atau KKN.” Jelas Prof. Markus.

UM juga berkomitmen untuk mendorong peran mahasiswa, agar dapat berkontribusi pada masyarakat melalui program KKN. Diantaranya melalui pembuatan produk pendukung kesehatan dan edukasi yang dapat diproduksi dari rumah.

Pewarta          : Muhammad Zaid Al Khair – Internship Humas UM