Lakukan Pengabdian: Dosen FT Buatkan Wetlands bagi Masyarakat Sekitar Bumi Perkemahan Bedengan, Batu.
Bagikan:
Bagikan:
Malang. Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tri dharma perguruan tinggi yang harus terus dilakukan sebagai bentuk eksistensi bahwa perguruan tinggi sebagai tempat menempa para cendikiawan untuk mampu berperan aktif dalam membantu mayarakat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya. Hal ini pun juga dilakukan oleh salah satu dosen dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Malang (UM) Anie Yulistyorini, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Drs. Mujiyono, M.Pd., yang membantu masyarakat sekitar bumi perkemahan bedengan, Batu untuk mengolah limbah air agar sesuai dengan standar pembuangan yang tidak mencemari lingkungan terutama sungai dengan membuatkan Wetlands.
Wetlands adalah suatu teknologi yang memanfaatkan tumbuhan air untuk menetralkan kandungan berbahaya yang ada di limbah air terhadap lingkungan. Wetlands dibangun selama kurang lebih 2 bulan dengan menggunakan bak penampungan dan pipa-pipa yang saling berhubungan untuk menyaring air dari kotoran atau sisa makanan dari warung-warung yang ada di bumi perkemahan Bedengan, setelah itu air akan ditampung di Wetlands yang nantinya akan menghasilkan air limbah yang aman dan memenuhi baku mutu pembuangan air. Hari ini, Jum`at (01/10) secara resmi Wetlands yang telah dibangun, diserahkan kepada masyarkat sekitar bumi perkemahan Bedengan untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan dan petunjuk teknis penggunaannya.
Anie Yulistyorini selaku kordinator pengabdian masyarakat mengatakan bahwa bumi perkemahan Bedengan ini merupakan tempat wisata yang sangat potensial sehingga harus dijaga dan dirawat lingkungannya. “Alasan memilih bedengan adalah karena tempat ini termasuk destinasi pariwisata yang terkenal di Malang bahkan Jawa Timur. Karena tempat yg ditawarkan sangat menarik, akan banyak pengunjung, dimana mereka bisa menimbulkan tumpukan sampah. Maka dari itu kami berupaya membantu menjaga lingkungan di bedengan agar tetap alami dan tidak tercemar. Terutama wisata airnya, jadi jangan sampai airnya itu kotor. Maka dari itu kami membuat sistem pembuangan limbah air yg mudah dioperasionalkan dan bersahabat dengan alam. Wetland adalah instalansi pengolahan limbah air dengan bantuan tumbuhan air, meski belum bisa 100% menampung limbah air disini. Tetapi hasilnya sudah memenuhi baku mutu pembuangan air,” jelasnya kepada masyarakat.
“Sementara ini ada kendala di saluran, seperti bau. Hal itu mungkin karena bakterinya belum tumbuh dan sulit menguraikan. Karena semua limbah masuk ke pipa jadi jangan sampai ada barang yang sampai mmasuk ke pipa, nanti bisa menyumbat dan akan merusak kinerja saluran pipa di Wetlands,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama Pak mujiyono juga menambahkan cara perawatan Wetlands ini. “Untuk .mengatasi bau kita bisa mengandalkan bakteri. Jenis bakterinya nanti akan kami carikan. Perawatan lainnya adalah setiap dua hari endapan di bak penampungan dibersihkan. Setiap warung sebelum membuang limbah ke pipa harus memiliki bak kontrol. Agar pipanya awet dan tidak tersumbat,” pungkasnya.
Pewarta : Luthfi Maulida Rochmah – Internship Humas UM