image_pdf
Ilustrasi
Sumber: https://www.darya-varia.com/photos/

Malang – Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi memungkinkan masyarakat berinteraksi tanpa batas tempat dan waktu. Salah satu kelompok pengguna terbesar media sosial adalah remaja. Mereka kerap memanfaatkan platform ini untuk berbagi cerita, gambar, berkomentar, hingga menyampaikan pendapat. Namun, tingginya intensitas penggunaan media sosial membuat remaja rentan terhadap cyberbullying yang dapat memengaruhi kesehatan mental.

Menurut Nayla (2024), penggunaan media sosial yang berlebihan memicu kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain, terutama dalam hal penampilan fisik dan pencapaian hidup. “Banyak remaja yang merasa cemas karena persepsi dari orang lain, hingga muncul rasa takut terhadap penilaian sosial,” ungkap Nayla dalam penelitiannya.

Meski demikian, media sosial juga memiliki sisi positif. Remaja dapat memanfaatkannya untuk menjalin komunikasi dengan teman atau keluarga serta bergabung dalam komunitas yang memberikan dukungan emosional. Namun, efek positif ini dapat berubah menjadi negatif jika penggunaan media sosial bersifat kompulsif dan mengganggu keseimbangan kehidupan.

Penting bagi remaja untuk mengontrol penggunaan media sosial. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan literasi digital. “Remaja perlu dibekali pengetahuan untuk memilah informasi, memahami konsekuensi, serta mengembangkan sikap kritis,” kata Afrilia (2024). Selain itu, mereka juga perlu belajar mengelola privasi dan mengidentifikasi konten yang sesuai.

Peran orang tua dan pendidik menjadi kunci untuk mencegah dampak buruk media sosial. Orang tua dapat memberikan arahan dan bimbingan mengenai penggunaan media sosial yang aman, sementara pendidik dapat mengajarkan literasi digital untuk membantu remaja memahami risiko serta manfaat platform tersebut.

Mengatasi dampak negatif media sosial memerlukan pendekatan holistik dan berkelanjutan. Kerja sama lintas sektor, mulai dari pendidikan, penelitian, hingga penyuluhan, sangat dibutuhkan. Dengan dukungan berbagai pihak, dampak negatif media sosial pada remaja dapat diminimalkan, sejalan dengan Sustainable Development Goal (SDG) nomor 3 tentang kesehatan dan kesejahteraan.

Pewarta: Lila Almira – Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia UM
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM