Pentas Geguritan serta Karawitan, Wujud Cinta dan Lestarikan Budaya
Bagikan:
Bagikan:
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan daerah (PBSID) adakan pementasan geguritan dan karawitan pada Selasa (23/05/23). Pementasan ini bertempat di laboratorium drama gedung D14 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dan disiarkan langsung melalui akun instagram @gatra_um yang nantinya hasil rekaman video rencananya akan diajukan permohonan HKI. Acara ini diselenggarakan sebagai wujud cinta Budaya serta upaya untuk melestarikan dan memahami kebudayaan Jawa secara lebih mendalam. Pementasan yang melibatkan hampir 50 mahasiswa dari dua kelas peminatan Jawa angkatan 2021 ini menampilkan tampilan pembacaan geguritan serta karawitan dengan diiringi gamelan.
Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini, sebagai produk mata kuliah apresiasi Sastra Jawa. Guna menanamkan kepada mahasiswa untuk mencintai budaya Jawa yang adiluhung yang didalamnya banyak mengandung nilai-nilai luhur bermuatan ajaran moral dan etika. Dalam kegiatan apresiasi Sastra Jawa generasi muda diharapkan mampu mengapresiasi budaya Jawa maupun kesastraan yang ada di dalamnya.
“Mahasiswa diharapkan mampu mengapresiasi karya-karya sastra, baik drama, prosa, geguritan (puisi), tembang, dan sebagainya. Sehingga mahasiswa mampu mengetahui makna yang terkandung dalam kesastraan Jawa. Oleh sebab itu sebagai implementasi agar tidak sekedar tahu terapi juga bisa merasakan dna mempraktekkan maka diadakan pementasan geguritan dan karawitan,” tutur Dr. Dwi Sulistyorini, S.S., M.Hum., (pengampu mata kuliah Apresiasi Sastra Jawa).
“Sastra Jawa itu sangat kental dengan ajaran- ajaran dan etika,” imbuhnya.
Selain sebagai wujud cinta dan upaya untuk melestarikan budaya, pementasan ini juga sebagai pengalaman bagi mahasiswa PBSID Peminatan Jawa.
“Memberikan experience bagi teman-teman. Karena ada fasilitas Gamelan di Fakultas Sastra sendiri, ada Gamelan laras slendro, pelog, dan banyuwangi.” Tutur Fandy Romadhoni, S. Pd., yang juga pendamping dalam mata kuliah Apresiasi Sastra Jawa.
Persiapan yang dilakukan sendiri cukup sebentar, pelatihan dimulai setelah UTS usai.
“Untuk prosesnya sendiri dimulai sekitar bulan April, Anak-anak ini proses latihannya 1 bulan kurang lebih 6 pertemuan. Yang ditampilkan hari ini adalah masih dasar.” Terang Fandy Romadhoni, S. Pd.
Sejalan dengan hal tersebut, beberapa mahasiswa yang sebelumnya asing mengenai alat-alat yang dimainkan dalam karawitan dengan adanya pementasan ini menjadi lebih mengenal macam-macam gamelan dan mencintai Sastra Jawa.
“Dulu awalnya tidak tahu nama alatnya apa, terus setelah beberapa kali mengoperasikannya akhirnya tahu kalau namanya saron. Pokoknya ini pengalaman baru banget dan seru. Seneng banget bisa lebih mengenal budaya Jawa yang notabene budaya asli kita.” Ujar Citra Aulia Vertika, salah satu mahasiswa yang PBSID yang terlibat dalam pementasan.
Zanadia Manik Fatimah- Internship Humas UM