image_pdf
Seminar Nasional bertajuk “Masa Depan Museum Indonesia: Peluang dan Tantangan” di Aula Ki Hadjar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UM pada Kamis (12/10).

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Museum Edukasi Universitas Negeri Malang (UM) peringati Hari Museum Nasional dengan cara yang istimewa. Dalam rangkaian perayaan yang penuh semangat, Seminar Nasional bertajuk “Masa Depan Museum Indonesia: Peluang dan Tantangan” digelar di Aula Ki Hadjar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UM pada Kamis (12/10).

Seminar ini bertujuan untuk menggali pemikiran inovatif yang akan membentuk peran museum dalam masyarakat modern. Topik-topik penting yang dibahas dalam seminar ini meliputi Edukasi Museum yang Menarik dan Aplikatif, Manajemen Pariwisata Museum Berkelanjutan, dan Inovasi Riset Museum.

Dalam sambutannya, Kepala UPT Museum Edukasi UM, Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim, S.Pd., M.Pd. menekankan perkembangan paradigma fungsi museum saat ini. 

“Museum saat ini tidak hanya sebagai wadah menyimpan dan merawat benda benda berharga. Keberadaannya bermanfaat untuk mengembangkan dan merawat nilai-nilai luhur bangsa dan ilmu pengetahuan agar terus dapat dimanfaatkan dari generasi ke generasi,” paparnya.

Sorotan menarik dari seminar ini adalah diskusi berbagi wawasan mendalam tentang perubahan yang terjadi di dunia museum dengan sejumlah tokoh terkemuka, seperti Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A., Dosen Arkeologi Universitas Gadjah Mada, Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd., Dosen Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, dan Dr. Deny Yudo Wahyudi, M. Hum., Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang. 

Dr. Aris menyoroti potensi pentingnya mengintegrasikan Museum Edukasi UM sebagai sumber belajar dalam konteks Kurikulum Merdeka guna mengembangkan pemahaman peserta didik yang lebih mendalam tentang berbagai aspek ilmu pengetahuan sejarah dan budaya.

“Museum Edukasi UM berkapasitas sebagai sumber belajar by utilize yang terintegrasi dengan muatan Kurikulum Merdeka sebagai respon positif dan adaptif terhadap kebijakan pemerintah terkini,” ungkap Dosen UGM itu.

Sementara itu, Dr. Erlina menawarkan model Playful Learning Environments sebagai alternatif model pembelajaran outdoor class berbasis museum untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa. 

“Kedudukan museum sebagai sumber belajar dapat diimplementasikan dengan model Playful Learning Environments yang sesuai dengan karakteristik museum sebagai sumber belajar di luar sekolah,” jelasnya.

Berbeda dengan pemateri yang sebelum-sebelumnya, Dr. Deny memberikan pemaparan materi tentang kapasitas museum sebagai bangunan cagar budaya sebagai garda terdepan dalam melestarikan warisan budaya dan merawat sejarah.

“Mengingat museum seringkali menyimpan benda-benda bersejarah, sudah sepantasnya pengunjung museum ikut menjaga dan melestarikan koleksi bersejarah dengan mematuhi peraturan-peraturan yang ada,” jelasnya.

Seminar Nasional “Masa Depan Museum Indonesia: Peluang dan Tantangan” diharapkan akan mengilhami langkah-langkah baru dalam pengelolaan museum di Indonesia, sekaligus memupuk apresiasi masyarakat terhadap warisan sejarah dan budaya.

Pewarta: Paundra Wangsa Fajar Kusuma – Internship Humas UM

Editor: Luthfi Maulida Rochmah