image_pdf

Dalam memeriahkan Navastra tutup semester genap 2023/2024, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (FS UM) pada Kamis (16/05) mengadakan Pentas Teater Bertajuk Prasetya Ekalaya “Jalan Sunyi Menuju Kesempurnaan”. Acara yang berlangsung di aula ava FS UM ini dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan, jajaran pimpinan Fakultas Sastra lainnya beserta mahasiswa. Acara ini turut menampilkan para dosen Fakultas Sastra sebagai pemain utama, diantaranya Dr. Didin Widyartono, M.Pd (Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Dr. Karkono, S.S., M.A (Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia), Dr. Wida Rahayuningtyas, S.Pd, M.Pd (Dosen Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik), Andreas Syah Pahlevi, S.Sn, M.Sn (Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual), Dr. Tri Wahyuningtyas, S.Pd, M.Si (Dosen Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik), Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd. (Dosen Prodi Pendidikan Seni Rupa).

Sebelum acara inti dimulai, Evynurul Laily Zen, S.S., M.A, Wakil Dekan I FS memberikan sambutan. Beliau menyampaikan bahwa agenda pertunjukan  teater ini merupakan serangkain agenda Navastra 2024. “Kegiatan ini digelar seiring dengan berakhirnya semester, artinya kita sekarang ingin melakukan perayaan. Pertama, kita ingin mengetahui atau memamerkan produk dari tugas yg dikerjakan, kedua, yaitu merayakan kolaborasi karya antar jurusan sastra dan ini merupakan pentas seni kolaborasi sasindo dengan sadesa untuk memeriahkan navastra tutup semester”, tutur Evynurul.

“Judul teater saat ini yaitu “Prasetya Ekalaya”, yaitu berkisah tentang kesungguhan seorang murid yang menuntut ilmu dan berbakti kepada guru, jadi kami harap ditonton dengan fokus karena tidak ada siaran ulang”, tambahnya. 

Dekan Sastra, Dr. Moch. Syahri, S.Sos, M.Si, juga memberikan sambutan sekaligus secara resmi membuka acara. Menurut Dekan Sastra tersebut acara pertunjukan teater ini digelar secara rutin setiap tahun. Pada kali ini tema yang diambil yaitu “Prasetya Ekalaya” yang bermakna jalan kesunyian menuju kesempurnaan. 

“Seringkali tema-tema seni pertunjukan memiliki tajuk bagaimana cara menuju keabadian, bentuk dari upaya untuk menuju keabadian itu dapat dilakukan dengan menyepi atau menyendiri, artinya tema-tema tersebut mengajak kita manusia agar memberikan porsi waktu untuk menyendiri sejenak dari keriuhan dunia, supaya kita dapat kejernihan pandangan dalam berpikir dan ini penting bagi generasi masa kini untuk menjauh sejenak atau istirahat dari hiruk pikuk dunia terlebih dunia maya dengan cara menyepi”, ungkap Dr. Syahri.

Usai menyampaikan sambutan, Dekan Sastra membuka agenda pentas seni teater secara resmi dan disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari para penonton. Acara pentas seni teater pun dibuka dengan tarian pembuka dan monolog yg dibawakan oleh Dr. Didin Widyartono, M.Pd dengan lantang.

Dalam wawancaranya, Dr. Karkono, S.S., M.A selaku sang sutradara menjelaskan garis besar cerita yang disampaikan pada pentas seni teater ini. “Inti ceritanya adalah kesungguhan Ekalaya dalam belajar olah kanuragan, terutama memanah. Meski Durna tidak mengakui Ekalaya menjadi murid, tidak menggoyahkan tekad Ekalaya. Bahkan, saat Durna menguji kesetiaan Ekalaya sejauh mana baktinya kepada guru, Ekalaya pun menuruti permintaan Durna yang meminta satu jarinya. Ekalaya pun memotong jarinya,” terang Dr. Karkono.

Diakhir wawancara Dr. Karkono menyampaikan harapannya terhadap sepak terjang pentas seni di UM kedepannya. “Ini merupakan pentas kolaborasi antara dosen dan mahasiswa di FS UM. Pemain semua dosen, penari dari mahasiswa Departemen Seni dan Desain dan pengiring mahasiswa Departemen Sastra Indonesia. Tentu ini kolaborasi yang perlu ditindaklanjuti ke depannya. Garapan teater yang dikemas perpaduan tradisional dan modern menjadi alternatif sajian pentas untuk masyarakat di era sekarang, terutama generasi muda,” tegas Dr. Karkono.

Pewarta: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM