Prof. Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si. Bawa Poin SDGs dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar
Bagikan:
Bagikan:
Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi indikator yang akan diimplementasikan Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Poin SDGs inilah yang menjadi topik Prof. Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si., sehingga menghantarkan beliau resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Fisiologi Hewan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM. Acara pengukuhan berlangsung di Graha Cakrawala UM pada Kamis (30/6) dan dapat disaksikan secara langsung melalui kanal youtube Universitas Negeri Malang Official.
Prof. Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si., melihat permasalahan kesehatan menjadi tantangan bagi pembangunan Indonesia. Berlatar belakang permasalahan tersebut, beliau membawakan pidato ilmiah berjudul “Bawang Putih Tunggal: Perananannya dalam Mensukseskan SDGs Indonesia Menuju Good Health and Well Being.”
Beliau memaparkan bahwa permasalahan kesehatan masyarakat Indonesia dapat memunculkan penyakit infeksi (penyakit menular) dan penyakit non-infeksi (penyakit tidak menular/PTM). Penyakit-penyakit tersebut ditandai dengan terjadinya inflamasi yang diperparah dengan kondisi malnutrisi. Inflamasi secara kronis dapat menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian. Begitu juga inflamasi akibat konsumsi makanan tinggi lemak dapat menjadikan tubuh menderita penyakit kardiovaskuler.
Prof. Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si., menambahkan, bawang putih tunggal memiliki anti-inflamasi, antioksidan, kandungan fenol dan flavonoid yang efektif mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi. Bawang putih memiliki prospek di bidang kesehatan untuk memenuhi target SDGs poin tiga dan sebagai alternatif terapeutik untuk mengatur mekanisme inflamasi.
“Potensi bawang putih sebagai agen anti-inflamasi dapat mengambil peran penting dalam mewujudkan salah satu tujuan good health and well being terutama pada indikator (3.3) dan (3.4),” jelas beliau.
Terakhir, Prof. Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si. menyampaikan pemanfaatan bawang untuk pengobatan adalah sebagai bentuk kearifan lokal sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
“Pentingnya pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Pentingnya pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat harus dilakukan untuk mewujudkan kehidupan sehat dan sejahtera,” pungkas beliau.
Pewarta: Luthfi Maulida -Internship Humas UM.