Tak Disangka, Mahasiswa UM Ini Ubah Tape Menjadi Produk Kekinian
Bagikan:
Bagikan:
Malang—Industri UMKM di Indonesia terus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari rendahnya pendapatan hingga kurangnya akses pasar. Salah satu yang merasakan dampaknya adalah masyarakat Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, yang dikenal sebagai produsen tape. Produk tradisional tape seringkali dihadapkan pada pasar yang terbatas dan kurangnya inovasi, sehingga potensi ekonominya belum tergarap maksimal.
Melihat kondisi tersebut, Annisa Ayu Salsabila, S.Pd., Mahasiswa S2 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM), meluncurkan inovasi berupa diversifikasi produk tape menjadi smoothies. Ide ini diperkenalkan pada Rabu (31/7/2024) kepada masyarakat Desa Banjarsari dalam kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Akselerasi Daya Saing Produk Industri Tape Desa Banjarsari Melalui Pelatihan dan Diversifikasi Produk Smoothies Tape Berpotensi Income Generating.”
Kegiatan ini diawali dengan pelatihan yang mengajarkan peserta cara membuat smoothies dari tape. “Pertama, siapkan bahan seperti tape, susu segar, gula/madu, es batu, dan buah-buahan segar. Setelah semua bahan siap, tape dan buah-buahan dipotong kecil-kecil, lalu tape yang sudah dihaluskan, potongan buah, susu segar, gula/madu, dan es batu dimasukkan ke dalam blender dan dihaluskan hingga merata. Smoothies tape bisa langsung dinikmati atau disimpan dalam lemari pendingin,” jelas Annisa.
Selain mengajari cara membuat smoothies, pelatihan ini juga memperkenalkan konsep pemasaran digital untuk memperluas jangkauan pasar produk. “Mulai hari ini, kami akan mengenalkan beberapa platform e-commerce dan media sosial seperti Shopee, Instagram, dan TikTok untuk pemasaran smoothies tape. Kami juga akan membantu membuatkan akun dan desain operasional awal, serta memberikan bimbingan dan pemantauan terhadap platform tersebut,” lanjut Annisa.
Annisa berharap inovasi ini bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri tape di Desa Banjarsari. Dengan bimbingan dari akademisi, masyarakat kini memiliki keterampilan baru dalam memproduksi dan memasarkan smoothies tape.
“Inisiatif ini sejalan dengan proyek pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin 1 tentang peningkatan pendapatan untuk menuntaskan kemiskinan, poin 8 tentang pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Saya berharap inovasi ini dapat membawa kesejahteraan berkelanjutan bagi Desa Banjarsari dan menjadi model bagi komunitas lain yang ingin memanfaatkan potensi lokal mereka,” pungkas Annisa.
Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah – Mahasiswa UM
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM