image_pdf

Pusat Gender dan Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM) berkolaborasi dengan School of Human Resource Development and Psychology (SHARPS) Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia (ASWGI) berhasil menyelenggarakan The 3nd World Conference on Gender Studies (WCGS), sebuah konferensi internasional yang mengusung tema perempuan. Tahun ini, WCGS mengangkat tema “Surviving and Thriving in the Post Pandemic”. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (07/09/2022) secara hybrid yakni daring melalui Zoom Meeting dan luring di Lecture Hall Gedung Kuliah Bersama (GKB) A20 UM dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. 

Konferensi ini adalah tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Nasional ASWGI yang diberlangsungkan pada kemarin Selasa (06/09/2022) di Hotel Swiss Belinn, Malang. Dimana tujuan Rakornas tersebut adalah untuk menjadi acuan dan memberikan kontribusi pada berbagai pihak dalam melakukan penelitian, pengabdian masyarakat, advokasi dan pendampingan dalam menghadirkan keadilan gender dan sosial inklusi di Indonesia.

Dalam kesempatan yang istimewa ini, Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan konferensi secara resmi. Dalam pidatonya beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak penyelenggara dan juga para partisipan dan presenter yang akan memberi presentasi materi pada konferensi ini.  Beliau juga menyampaikan latar belakang dari pentingnya tema yang diusung kali ini dimana perempuan adalah sosok yang menanggung beban berkali-kali lipat seperti pekerja yang tidak diupah, dieksploitasi, dilecehkan, dan juga  menerima kekerasan. 

“Sebagai perwakilan dari UM, sebuah kehormatan bagi saya untuk menyambut Anda semua di acara The 3rd World Conference on Gender Studies ini. Seperti yang kita ketahui, pandemi Covid-19 ini membahayakan baik bidang kesehatan dan juga sosial ekonomi dunia. Perempuan adalah pihak yang memiliki banyak beban dan masalah untuk dihadapi seperti pekerjaan yang tidak digaji, eksploitasi, dan juga meningkatnya kasus kekerasan serta pelecehan selama karantina. Aksi cepat tanggap untuk merespon masalah ini sangatlah penting karena akan melindungi banyak perempuan dan anak-anak. Pemulihan pasca pandemi adalah kesempatan kita semua untuk menyalakan kembali semangat untuk mewujudkan Sustainable Development Goals dan membuka jalan untuk masa depan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan,” papar Rektor UM. 

Konferensi internasional WCGS menghadirkan 5 keynote speakers yang berasal baik dari dalam maupun mancanegara. Ketujuh nama tersebut adalah Prof. Dr. Emy Susanti, Dra., MA. selaku ketua dari ASWGI dan dari Universitas Airlangga, Prof. Madya Dr. Siti Norlina Binti Muhammad dari Universiti Teknologi Malaysia, Dr. Bimbika Sijapati Basnett dari POSPERA, Ayang Utari Yakin, DEA., Ph.D., dari Université Catholique de Louvain, dan juga Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I., dari Universitas Negeri Malang. Total sebanyak 32 abstrak dipresentasikan dalam konferensi internasional ini yang berada di bawah 6 subtema, yaitu Elimination of gender-based violence; Religion, politics, laws; Environment and mitigation on disaster; Mental and community health; Education; Creative arts, cultured studies, and media communication; Empowerment and industry economy relation; dan Innovative technology, science, and sustainable engineering. 

Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh Rektor UM, dilanjutkan dengan doa dan tari pembukaan, lalu disambung dengan pemaparan materi dari kelima keynote speakers yang diakhiri dengan diskusi bersama. Kemudian setelah istirahat siang, acara dilanjutkan di dalam Zoom Meeting dengan membuka sesi paralel untuk penyampaian abstrak tiap presenter melalui breakout rooms. 

Humas UM