image_pdf

Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Universitas Negeri Malang (UM) merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi mobilitas mahasiswa melalui magang di mitra-mitra kredibel (magang) atau pengembangan diri melalui studi independen. Kini, MSIB telah memasuki tahun ketiga gelombang keenam (MSIB 6).

Agus Purnomo, S.Pd., M.Pd., selaku PIC MSIB Magang di UM, memberikan penjelasan mendalam mengenai Program MSIB ini. Dalam aspek pemilihan mitra, terdapat diskusi intensif yang dilakukan bersama koordinator program studi (koorprodi).

Pada program MSIB, terdapat sesi khusus untuk presentasi program dari mitra. Presentasi ini menjadi acuan bagi koorprodi dalam menilai keselarasan kegiatan dengan capaian pembelajaran. Koorprodi dan mahasiswa kemudian berdiskusi terkait dengan paket konversi yang menjadi hak mahasiswa untuk mendapatkan nilai pasca program.

Selain itu, Agus juga menjelaskan tanggung jawab PIC dalam memastikan kredibilitas mitra. “Kami selalu memonitor program melalui komunikasi dengan mentor (mitra) yang mendampingi program serta Dosen Pendamping Program (DPP) yang ditunjuk oleh Kemendikbudristek,” ujar Agus saat diwawancarai oleh Tim Humas UM. Apabila ada mitra yang bermasalah, mahasiswa dapat melaporkannya ke pusat bantuan atau melalui PIC untuk diteruskan ke pusat bantuan.

Kemudian terkait dengan besar kecilnya dampak yang dihasilkan dari program tersebut, Agus mengakui bahwa hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung. “Mahasiswa yang menempuh MSIB biasanya berada di semester 5 atau 6, mereka sudah menyelesaikan kurikulum inti keilmuan program studi dan tinggal menyelesaikan riset (skripsi),” jelasnya. Instrumen pengukuran dampak langsung masih dikembangkan untuk melihat potensi pengembangan dan keberlanjutan program di masa mendatang.

Agus juga menyoroti bahwa program MSIB belum melibatkan dosen pembimbing internal. “Akses komunikasi program melibatkan empat pihak, yaitu mitra (mentor), DPP (Dosen Pendamping Program), PIC dan koorprodi. Untuk menyederhanakan program, pembimbing internal tidak digunakan,” ujar Dosen Program Studi Pendidikan IPS ini. Namun, tetap saja koorprodi sebagai pemegang kebijakan dasar tetap memiliki fungsi monitoring program.

“Koorprodi adalah kunci dalam memonitor dan memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selaras dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan,” jelasnya. Diskusi antara koorprodi dan mahasiswa mengenai paket konversi nilai menjadi bagian integral dalam memastikan setiap kegiatan magang atau studi independen dengan memberikan nilai tambah yang signifikan.

Melalui Program MSIB ini, Universitas Negeri Malang (UM) telah mendukung mewujudkan beberapa poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs). MSIB memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas berpikir mahasiswa melalui magang atau studi independen sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Hal ini mendukung SDGs poin yang ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Selain itu, Program MSIB melalui kolaborasi juga berperan dalam mendorong inovasi dan pembangunan infrastruktur pendidikan yang mendukung penelitian dan pengembangan. Hal ini berkaitan dengan poin SDGs ke-9 yang mendorong pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan inklusif, serta mendukung inovasi.

Adanya kerja sama dalam pelaksanaan program ini, menunjukkan pentingnya kemitraan antara universitas, pemerintah dan sektor swasta. Kolaborasi semacam ini merupakan upaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sebagaimana pada SDG poin ke 17 yang menekankan pentingnya kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Mengakhiri wawancara, Agus Purnomo menyampaikan harapannya agar UM melalui program MSIB dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas program dan memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi mahasiswa. Semoga program ini dapat membantu mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa,” tutupnya.

Pewarta: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM