image_pdf

Universitas Negeri Malang (UM) kembali lancarkan sejumlah bantuan bagi warga yang terdampak erupsi gunung Semeru. Bantuan berupa sumbangan dana dan barang logistik dengan total sumbangan senilai 100 Juta. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (19/1) pukul 11.00 – 12.00 WIB, dan diserahkan melalui perantara Kantor Badan Zakat Nasional (BAZNAS) Cabang Kabupaten Lumajang. Sivitas akademika UM yang turut bergabung diantaranya yaitu Ketua Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) UM, Dr. Ahmad Munjin Nasih, M.Pd., Sub Koordinator Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UM, Yusniawati, S.Pd., serta beberapa staf.

Bantuan yang disalurkan untuk kepentingan pemulihan kondisi terdampak erupsi Semeru ini bukan kali pertama bagi UM. Pada momen pasca bencana, tepatnya satu hari setelah kejadian lalu UM sudah sempat melangsungkan sejumlah bantuan berupa tim relawan dan sejumlah logistik pendukung untuk membantu para warga. 

Wakil Ketua I BAZNAS Lumajang, H. Muhammad Qoyyum menyatakan bahwa BAZNAS Lumajang dijadikan sebagai badan perantara bagi masyarakat luar yang hendak berdonasi dalam bentuk uang tunai. “Jadi untuk erupsi Semeru ini BAZNAS Kabupaten Lumajang ini diberi tanggung jawab, diserahi untuk rekening, dan itu diserahkan kepada BAZNAS,” jelas beliau. 

Wakil Ketua I BAZNAS Lumajang juga menyatakan bahwa saat ini donasi uang tunai untuk pemulihan pasca bencana erupsi Semeru sudah mencapai 37,2 Milyar. Namun kendati demikian BAZNAS tidak memiliki otoritas penuh dalam penyaluran donasi kepada masyarakat langsung sehingga target sasaran donasi disalurkan berdasarkan arahan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang. 

Sebagai penindaklanjutan dari donasi yang terkumpul tersebut akan disalurkan bagi warga huntara atau hunian sementara, dengan kata lain pengungsi, sebagaimana jumlah kelompok huntara tersebut masih tersisa 9000 lebih, bahkan hampir 10000 hingga saat ini. Bagi pengungsi huntara yang sudah memiliki tempat tinggal tetap maka statusnya berubah menjadi huntap atau hunian tetap. “Karena kejadiannya tanggal 4, jadi sudah ada beberapa progress ya. Yang pertama, untuk memindahkan ini perlu ada tanah. Tanah yang sementara ini adalah dari Perhutani sebesar 81 Ha. Nah sekarang sudah proses pemadatan, mulai penebangan pohon, kemudian pemadatan, lalu dipunduk dan sebagainya.” lanjut beliau menerangkan. 

Dikatakan juga oleh beliau bahwa pada tanggal 14 Januari 2022 lalu sudah mencapai pada tahap peletakkan batu pertama sehingga dengan harapan besar serta rasa optimisme dari berbagai pihak, pemulihan pasca bencana erupsi Semeru ini dapat dirampungkan sesegera mungkin.