image_pdf

Malang. Universitas Negeri Malang (UM) selalu konsisten dalam menjalankan tugas Tridarma Perguruan Tinggi. Hal itu salah satunya bisa dilihat dari gencarnya pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam setiap tahunnya. Minggu (17/10) dua tim pengabdian kepada masyarakat dari Jurusan Seni dan Desain melakukan kegiatan penutupan pengabdian. Kedua tim tersebut telah melakukan pengabdian selama sekitar 4 bulan di Kampung Industri Tempe Sanan Desa Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang.

Di kampung tersebut telah dilaksanakan dua pengabdian masyarakat sekaligus, yang pertama dipimpin oleh Dra. Wara Suprihatin DP, M. Pd dengan tema “Pemberdayaan Perempuan Kampung Sanan melalui Tari Oglek Tempe untuk Mendukung Culture Based Village Tourism”, dan pengabdian yang kedua dipimpin oleh Drs. AAG. Arimbawa, M. Sn dengan tema “Rancang Desain Kemasan Souvenir Khas Sanan Sebagai Penguatan Industri Pariwisata Edukasi Kampung Sanan”

Acara penutupan tersebut berlangsung meriah dan mendapatkan antusiasme yang tinggi dari warga sekitar. Pasalnya kegiatan penutupan juga bersamaan dengan kegiatan tahunan kampung tempe sanan yaitu: Festival Kuliner tempe Sanan. Turut hadir dalam kegiatan tersebut ketua para RT dan RW, Pak Lurah, hingga Wakil Ketua DPRD Kota Malang. Para hadirin dibuat terpukau oleh penampilan tari “oglek tempe” yang disajikan oleh pemudi-pemudi kampung tempe sanan. Tarian tersebut memiliki arti proses pembuatan tempe dari kedelai hingga menjadi tempe.

Dalam sambutannya, Ketua RW 15 Ivan Kuncara mengucapkan terimakasih kepada pihak UM atas kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan. “Semoga langkah langkah bapak ibu dosen bisa dicatat sebagai amal ibadah, semoga pendampingan nya masih bisa berlanjut kedepannya. Bukan hanya berhenti disini.” ujarnya. 

Sementara itu, Dalam Laporannya Dra. Wara Suprihatin DP, M.Pd menyampaikan terimakasih kepada pihak desa dan menghimbau untuk patut berbangga dengan tarian baru yang dimiliki kampung sanan ini. “Kita patut berbangga dengan adanya tarian ini karena Sanan adalah satu-satunya kampung wisata yang memiliki tarian sambutan dan kedepannya akan kita ajukan Hak Kekayaan Intelektualnya” paparnya. 

Senada dengan hal tersebut, Ketua Tim 2 Drs. AAG. Arimbawa, M. Sn menyampaikan bahwa desain souvenir akan menambah daya tarik wisatawan. “kalau di tahun 2020 sudah ada produksinya, maka sekarang kita tambahkan desain souvenirnya disana juga terdapat bar code yang jika di scan akan bisa kita lihat kegiatan di Kampung Tempe Sanan ini” jelasnya. 

Pewarta : Arya Wahyu Pratama -Internship Humas UM