image_pdf
UM Berikan Pelatihan Pembuatan Lilin dari Limbah Industri Batik di Kab. Pacitan

Permasalahan limbah menjadi salah satu permasalahan yang membutuhkan banyak perhatian untuk dicarikan alternatif solusi yang tepat. Hal inilah yang mendorong dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) melakukan riset sehingga menemukan ide pengolahan limbah industri batik menjadi lilin aroma therapy yang berkualitas dan bernilai jual. Untuk mengimplementasikan hasil riset tersebut, dosen dan mahasiswa UM bekerja sama dengan Batik Puspita di Kabupaten Pacitan mengadakan pelatihan pembuatan lilin aroma therapy dari limbah industri.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (26/06/2023) dan diikuti oleh seluruh pengrajin batik yang ada di Batik Puspita. Para peserta sangat antusias dengan pelatihan ini karena bisa mendapatkan ilmu tentang pengolahan limbah yang bisa menghasilkan produk bernilai jual.

“Selama ini sebenarnya saya resah, karena limbah industri yang dihasilkan dari pengolahan batik ini telah mencemari sungai. Lalu ketika ada hasil riset pengolahan limbah industri batik menjadi lilin aroma therapy dari tim UM ini, saya sangat senang karena seperti menjadi jawaban atas keresahan saya selama ini,” ungkap Nova Ruliana Purba.

Limbah industri batik diolah menjadi lilin dengan cara diproses menggunakan teknologi hijau yang ramah lingkungan. Proses pengolahan limbah industri batik menjadi lilin ini dilakukan dengan cara memisahkan lilin dari bahan kimia lainnya, lalu diproses menjadi produk lilin berkualitas tinggi. Produk lilin yang dihasilkan terbuat dari bahan alami dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan bernilai jual.

Dalam pelatihan ini para peserta harus mengikuti beberapa tahapan, diantaranya adalah persiapan bahan, dimana para peserta harus mengumpulkan limbah batik dan dicuci bersih sebelum digunakan menjadi bahan dasar produk lilin. selanjutnya pencampuran bahan limbah batik yang telah dibersihkan dengan bahan lain, seperti parafin atau cairan lilin lain yang bisa membentuk formula lilin. Setelah bahan tercampur dengan sempurna, formula produk lilin dicairkan dan dipour ke dalam bentuk lilin yang telah ditentukan dan diberikan hiasan dan aroma yang dikehendaki. Kemudian produk lilin yang telah mengeras siap didistribusikan atau dipasarkan baik secara langsung maupun melalui marketplace. 

Kolaborasi antara Industri Batik Puspita Pacitan dan UM ini diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih baik dalam mengelola limbah batik dan menciptakan produk yang berkualitas tinggi. Melalui inovasi berkelanjutan seperti ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan.

“Sebagai akademisi, saya merasa jika hasil riset yang telah saya lakukan ini bisa memberikan dan diimplementasikan dengan baik di masyarakat itu akan sangat bernilai dan berharga. Jadi mari kita bersama-sama menjaga lingkungan dan menciptakan produk berdaya guna dan bernilai jual atau bisa disebut edu sociopreneurship,” ujar Abdul Rahman Prasetyo, S.Pd., M.Pd., ketua pelaksana pelatihan sekaligus dosen di UM.

Sebagai upaya memastikan keberlanjutan program ini, Pihak Industri Batik Puspita Pacitan dan tim dosen dan mahasiswa UM sepakat untuk terus melakukan riset dan pengembangan terkait teknologi hijau dan aplikasinya dalam industri batik. Diharapkan, melalui sinergi antara sektor akademisi dan industri, limbah batik dapat dikelola dengan lebih baik dan menjadi peluang bisnis yang berkelanjutan.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah – Mahasiswa UM