image_pdf

Sebagai bentuk apresiasi atas kinerja dan dedikasi yang telah diterapkan, Universitas Negeri Malang (UM) memberikan penghargaan terhadap fakultas yang memiliki kinerja secara profesional dan unggul. Salah satu bentuk penghargaan yang diberikan yaitu berupa penghargaan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada fakultas melalui hasil evaluasi kinerja yang dilakukan setiap bulannya yang terdiri dari 5 kategori yaitu, Capaian Kinerja Terbaik, Pertumbuhan Kinerja Terbaik, Indikator Kinerja Utama (IKU) Terbaik, Quacquarelli Symonds dan Times Higher Education (QS & THE) Terbaik  serta Tata Kelola Terbaik. 

Tujuan diadakannya penghargaan IKU yakni untuk mengetahui secara efektif kinerja lembaga dan kinerja setiap fakultas di UM. Tak hanya itu, dengan adanya IKU ini juga bisa mengetahui perubahan atau perkembangan fakultas pada setiap bulannya. Sehingga dengan demikian, di akhir tahun bisa terkontrol dan mengetahui fakultas mana saja yang sudah berada on the track.

Bulan Mei 2024 indikator-indikator IKU diraih oleh tiga fakultas, yaitu Fakultas Teknik, Sekolah Pasca Sarjana, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 

1. Fakultas Teknik (FT)

Fakultas Teknik (FT) meraih 3 kategori IKU yang meliputi, capaian kinerja terbaik, pertumbuhan kinerja terbaik dan indikator kinerja terbaik. Wakil Dekan III FT, Rr. Poppy Puspitasari, S.Pd, M.T., Ph.D., menyampaikan bahwa untuk mempersiapkan penghargaan ini pimpinan dan dosen FT senantiasa mengadakan rapat pemeringkatan.

“Tiap minggu ada rapat pemeringkatan, terdapat rolling waktu rapat antara Dekanat dan Ketua Departemen (Kadep) kemudian minggu berikutnya. Kadep akan membuat rapat dengan Kaprodi, kemudian terdapat jadwal Ketua Program Studi (Kaprodi) dengan Dosen. Setelah itu, kembali lagi Kaprodi melaporkan ke Kadep dan Kadep melaporkan ke Dekanat. Jadi sebenernya perputaran kita 2 minggu sekali, cuma kalau ada  hal yang sangat penting baru tiba-tiba rapat,” ujar Poppy.

Selain itu, sebagai bentuk penunjang pemeringkatan prodi, FT memberikan pendamping PIC kanal. Hal ini diperlukan untuk memastikan rencana dan koordinasi berjalan sesuai dengan target yang diinginkan, sebab dalam mempersiapkan pemeringkatan tersebut tentunya terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi. Salah satu hambatan tersebut yaitu adanya departemen satu lebih unggul dari departemen lain. Poppy menyampaikan untuk mengatasinya dengan mencari best practice dari departemen tersebut. “Jadi pada saat rapat, Dekanat dan Kadep saling sharing serta mengingatkan. Kedepan akan kita bantu departemen yang capaiannya rendah,” paparnya. 

Wakil Dekan III FT dengan semangat dan antusias, menyampaikan kesannya atas keberhasilan FT berhasil meraih pencapaian IKU pada 3 kategori. “Alhamdulillah, kemenangan FT itu merupakan hasil kerja tim-tim yang ada di FT. Jadi, ini memang kerja yang komprehensif dan kompak sekali. Susah senang kita lalui bersama, kita mengejar prestasi ini juga sama-sama. Teman-teman teknik juga lega, karena kita kerjanya juga bersama-sama,” ungkap Wakil Dekan III FT tersebut.  

2. Sekolah Pascasarjana 

Berbeda dengan FT, Sekolah Pascasarjana berhasil meraih satu kategori dalam IKU yaitu Quacquarelli Symonds dan Times Higher Education (QS & THE). Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Adi Atmoko, M.Si., menyampaikan Sekolah Pascasarjana mempersiapkan untuk meraih kategori tersebut dengan membuat target-target capaian di bidang akademik dan publikasi karena indikator THE ini berkaitan dengan publikasi. Selain itu, terdapat rapat manajemen yang rutin dilakukan. 

“Kami setiap Kamis melakukan rapat manajemen yang membahas berbagai persoalan terkait dengan Pascasarjana sebagai tindak lanjut dari rapat pimpinan yang diadakan setiap Rabu di universitas,” ungkap Prof. Adi. 

Dalam melakukan persiapan-persiapan untuk meraih penghargaan dalam IKU, Sekolah Pascasarjana menghadapi hambatan tersendiri yang dapat segera diselesaikan. “Kami terdapat tim percepatan publikasi, tim pengembang, tim penjaminan mutu, tata usaha dan Ketua Program Studi (Kaprodi) itu digerakkan mengacu sesuai dengan indikator kerja yang ada untuk mengatasi hambatan yang ada,” ungkap Prof. Adi. 

Dengan capaian yang sudah ada ini Prof. Adi berharap Sekolah Pascasarjana bisa lebih dari itu. “Harapannya, ingin mencapai target yang lebih supaya UM bisa menjadi world class university,” paparnya. Menyambung harapannya, Prof. Adi berterima kasih kepada semua elemen yang terlibat dan berpesan untuk tidak berpuas diri karena ini masih dalam proses serta berpesan agar fokus mencari solusi terhadap hambatan yang dihadapi bukan saling menyalahkan.

3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 

Dalam IKU terdapat satu kategori terakhir yang berhasil diraih oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yaitu kategori tata kelola terbaik. Dekan FEB, Dr. Hadi Sumarsono, S.T., M.Si., mengungkapkan rasa bahagianya terhadap pencapaian ini. “Alhamdulillah, FEB bisa dapat satu dari lima kategori di IKU, yaitu tata kelola terbaik. Ini menunjukkan bahwa kinerja kita sesuai dengan IKU yang dicanangkan oleh pak Rektor dari Kemenristek,” ungkapnya. 

Dr. Hadi menyampaikan FEB tidak mempersiapkan secara khusus untuk mendapatkan penghargaan tersebut. “Kita tiap awal tahun pasti tanda tangan  kontrak dengan Pak Rektor serta Dekan, dengan menurunkan target IKU itu ke masing-masing departemen dan prodi disertai pengawalan anggaran. Dari sini tim lapangan akan mencapai IKU tadi dengan anggaran yang sudah disediakan,” paparnya. Dr. Hadi juga menambahkan bahwa pencapaian ini juga tidak terlepas dari tim-tim yang bekerja sama dengan baik. 

Sama seperti fakultas lain, FEB juga mengalami hambatan-hambatan ketika mempersiapkan IKU ini. Salah satunya yaitu, terkadang realita tidak sama dengan apa yang direncanakan karena juga melibatkan pihak luar. Dr. Hadi menyampaikan hambatan tersebut diatasi dengan sikap yang cepat tanggap. 

“Dari hambatan itu, kita  harus cepat tanggap untuk merespon perubahan kondisi yang tidak ideal tersebut. Dari rencana yang dibuat ternyata muncul gap dengan realita, nah itu yang harus kita sikapi. Pada intinya kita harus taktis, mencari mana yang jelas, efektif, efisien dan tidak menambahkan beban baru bagi lembaga,” papar Dr. Hadi.

Dr. Hadi juga menyampaikan target FEB kedepannya untuk menyisir indikator-indikator lain dengan target seperti tahun lalu. “Harapannya kami ingin semua berjalan sesuai target. Target kami sama seperti tahun lalu, diatas 90%, kedepannya kami ingin juga bisa bekerja lebih cerdas, lebih solid dan tidak menambahkan beban kepada lembaga dari segi unit maupun personal,” ujar Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan FEB UM itu. 

Pewarta: Rimala Maulina – Internship Humas UM 
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM