image_pdf

Himpunan Mahasiswa Departemen Sastra Indonesia (HMD Sasindo) Fakultas Sastra (FS) Universitas Negeri Malang (UM) kembali menggelar serangkaian puncak acara Festival Literasi Bahasa dan Sastra (FLBS). Acara tersebut di gelar di Sasana Krida UM pada Selasa (21/11) dan dihadiri oleh pejabat FS, mahasiswa FS, para pemenang FLBS, dan masyarakat umum.

Pada tahun ini, gelaran pentas drama tersebut bernama “Sandyakala Wilwatikta” yang diadopsi dari kisah kerajaan Majapahit tentang Ronggolawe dan Minak Jinggo. Pada tahun-tahun sebelumnya pementasan drama ini memiliki tema yang berbeda-beda.

Ketua Pelaksana FLBS Azarya Pratama Saputra memaparkan bahwa pementasan drama ini sudah terjadi selama beberapa tahun ke belakang. 

“Sandyakala Wilwatikta adalah puncak acara dari ke-4 agenda besar Bulan Bahasa. Acara ini juga sudah terlaksana pada beberapa tahun ke belakang dengan tema masing-masing. Jika tahun ini, kita ingin mengangkat pada sifat pelestarian budayanya pada masyarakat,” jelasnya.

Kaum muda saat ini lahir pada era yang penuh dengan perubahan dan keterbukaan. Generasi muda terutama mahasiswa harus bisa untuk senantiasa melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia.

“Disini pementasannya diiringi oleh 2 gamelan yaitu dari Jawa dan Banyuwangi. Ini jadi salah satu tujuan, karena orang-orang biasanya hanya tau kalau gamelan itu berasal dari Jawa. Selain itu, banyak juga gaya bernyanyi nembang yang kita tampilkan disini. Kita harus bisa mengenalkan budaya kita untuk lebih dikenal terutama pada generasi muda, bisa juga dikolaborasikan dengan budaya saat ini.,” ujar Azarya saat diwawancarai. 

Wakil Dekan I FS, Evynurul Laily Zen turut memberikan motivasi dalam acara Festival Literasi Bahasa dan Sastra (FLBS) Universitas Negeri Malang

Selanjutnya, Evynurul Laily Zen, S.S., M.A., Ph.D selaku Wakil Dekan I FS menekankan bahwa Sandyakala Wilwatikta yang menjadi puncak acara dari FLBS ini adalah sebuah pendorong sekaligus trade mark dalam melestarikan kebudayaan yang ada di sekitar kita. 

“Acara ini digelar dari serangkaian acara-acara bulan bahasa, yaitu hari dimana bahasa persatuan kita Bahasa Indonesia lahir. Puncak acara semacam ini harus bisa kita kemas jauh lebih baik lagi, terutama digelar dengan asas-asas yang berkembang saat ini yaitu digitalisasi,” imbuh beliau. 

Pewarta: Muhammad Daffa Pradana-Internship Humas UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM