image_pdf
Implementasi silver nanopartikel daun kelor sebagai terobosan pada dunia farmakologi.

Pengobatan tradisional merupakan salah satu cara yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia  yang ingin sembuh dari sakitnya. Mengingat juga tersedianya kekayaan sumber daya hayati (biodiversity) yang melimpah di negara Kita. Alasan inilah yang membuat Tim Peneliti dari Departemen Biologi, Universitas Negeri Malang (UM) bersama dengan Assoc. Prof. Ts. ChM. Dr. Nik Ahmad Nizam Nik Malek dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan kolaborasi riset bersama (matching fund) mengenai Nanomaterials Biosynthesis. Acara yang digelar pada Jum`at (06/10/2023) ini membahas terkait implementasi silver nanopartikel daun kelor sebagai terobosan pada dunia farmakologi.

“Penggunaan nanopartikel  pada dunia Kesehatan ini sebagai bentuk penghantaran obat yang mampu meningkatkan keefektifan dari kandungan yang ada pada bahan alam atau herbal yang dipakai. Obat tradisional yang merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman,” jelas Prof. Nik dari UTM.

Riset kolaborasi ini sangat penting dilakukan karena seiring perkembangan yang terjadi pada dunia medis, dan merujuk pada pernyataan Menteri Kesehatan yang mengarahkan bahwa Rumah Sakit (RS)  Pendidikan Vertikal juga harus melayani pengobatan komplementer tradisional atau pengobatan alternatif yang bisa berupa ramuan jamu atau obat herbal. 

Dalam kesempatan yang sama, Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes., Ph.D.,  juga menambahkan keterangan bahwa menurut data yang telah dikumpulkan, ada 12 Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia yang melaksanakan pelayanan pengobatan komplementer tradisional atau pengobatan alternatif. 

“Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik telah ditetapkan 12 Rumah Sakit Pendidikan yang melaksanakan pelayanan pengobatan komplementer tradisional/alternatif, mereka adalah; RS Kanker Dharmais Jakarta, RSUP Persahabatan Jakarta, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSUP Prof. Dr. Kandau Manado, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RS TNI AL Mintohardjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten,” papar Ketua Peneliti dari UM.

“Dari data ini kita bisa melihat betapa pentingnya mendayagunakan bahan alam khususnya yang ada di Indonesia untuk dijadikan bahan obat-obatan. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan daun kelor yang ternyata memiliki kandungan silver nanopartikel yang bisa membantu menghantarkan obat. prinsip nanopartikel sendiri berdasarkan ikatan ion antara bahan penyalut dan juga senyawa yang terkandung dalam tanaman herbal,” imbuhnya.

Tren pengobatan alternatif sebenarnya sudah lama ada di Indonesia, namun kembali digalakkan ketika masa pandemi covid-19 melanda. Tentunya, kedepan inovasi ini diharapkan mampu menekan penggunaan obat sintetik dan juga memaksimalkan efisiensi atau efek dari obat herbal itu sendiri dengan ukuran partikel yang lebih kecil (nano).

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah