image_pdf

Pertama kali dalam sejarah, Universitas Negeri Malang (UM) menjadi tuan rumah Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2023. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat langka dan membanggakan bagi UM sebagai institusi. Pasalnya, BWCF merupakan festival budaya bergengsi yang selalu diadakan di area Candi Borobudur. BWCF sendiri merupakan wahana pertemuan antar komunitas, antar kelompok, dan ruang dialog antara karya-karya budaya dengan publik berskala internasional. BWCF yang ke-12 tahun ini, resmi dibuka pada Kamis (23/11) di Auditorium Lantai 9 Gedung Kuliah Bersama A19 UM.

Pemilihan Universitas Negeri Malang (UM) sebagai tuan rumah tidak terlepas dari tema besar BWCF ke-12, yaitu “Ganesa, Seni Pertunjukan, & Repatriasi Benda-Benda Purbakala Indonesia.” Tema ini didedikasikan untuk menghormati mendiang Prof. Dr. Edi Sedyawati, seorang penulis, arkeolog, dan seniman hebat dari Indonesia yang berpulang tepat setahun yang lalu. Wanita hebat yang sering disapa Prof. Edi itu memiliki ketertarikan penuh terhadap pengarcaan Ganesa di Kerajaan Kediri dan Singosari. Prof. Edi sempat lama menetap di Malang ketika melakukan riset di bidang tersebut. Oleh karena itu, BWCF ke-12 tahun 2023 dihelat secara megah di Kota Malang, tepatnya di UM.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UM, Dr. Ari Sapto, M.Hum. memberikan sambutan dalam acara pembukaan BWCF 2023

Hal ini tentu disambut dengan sangat baik oleh UM. Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UM, Dr. Ari Sapto, M.Hum., mengaku merasa terhormat dapat menyaksikan penyelenggaraan BWCF di UM. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi kesempatan emas bagi para mahasiswa Program Studi Sejarah dan Kesenian untuk dapat bertemu dengan tokoh-tokoh budayawan ternama di Indonesia.

“Sungguh berbahagia UM mendapat kesempatan pertama sebagai tuan rumah BWCF di luar area Borobudur. Mendiang Prof. Edi juga merupakan sosok yang sangat penting bagi akademisi di lingkungan UM. Banyak tulisan dan karya beliau menjadi pegangan bagi dosen maupun mahasiswa yang sedang melakukan studi di sini. Kami merasa bangga dan sangat terhormat untuk dapat memiliki andil dalam mengenang pemikiran sejarawan dan arkeolog yang sangat luar biasa,” ujar Dekan FIS UM.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, Ph.D., turut memberikan sambutan untuk membuka BWCF ke-12 tahun 2023 ini. Meskipun berhalangan hadir langsung ke lokasi, ia mengirimkan apresiasi setinggi-tingginya kepada UM dan penyelenggara BWCF ke-12 tahun 2023 melalui video sambutan. Baginya, Prof. Edi juga menjadi sosok yang sangat berarti di kehidupannya. Tak jarang ia berbagi pikiran terkait arca-arca di Indonesia bersama mendiang Prof. Edi, sehingga tema BWCF tahun ini sangat berarti bagi Hilmar Farid.

“Prof. Edi adalah sosok yang luar biasa. Dari beliau, kita belajar untuk perlu menghadirkan perspektif dari dalam Indonesia untuk mengkaji sejarah Indonesia sendiri. Melalui festival ini, kita dapat mengkaji karya-karya beliau melalui berbagai perspektif,” ucap Hilmar Farid.

Kegiatan resmi dibuka dengan pemukulan gong secara simbolis. BWCF ke-12 tahun 2023 akan diselenggarakan pada 23-27 November 2023 di UM. Dalam lima hari tersebut, di berbagai lokasi UM akan diwarnai dengan karya-karya dan pemikiran menarik dari sastrawan dan budayawan ternama di Indonesia. 

Pewarta: Nawal Kamilah Ismail — Internship Humas UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM