image_pdf
Pengukuhan Guru Besar UM

Pasca pengukuhan empat profesor (22/6/2023), UM saat ini memiliki 124 Guru Besar atau 11,25% dari jumlah dosen UM. Pengukuhan ini sebagai wujud konsistensi UM menuju internasionalisasi dan dalam rangka meraih posisi peringkat di bawah 1000 di World Class University tahun 2024, dan sebagai pionir strategis dalam mengawal upaya UM meraih tantangan tadi di garda terdepan.

Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Lecture Hall Gedung A19 Lantai 9 dengan dihadiri jajaran pimpinan UM serta keluarga sekaligus kolega dari masing-masing Guru Besar yang dikukuhkan. Adapun Guru Besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Sumari, M. Si, Prof. Dr. Abd. Qohar, M.T., Prof. Dr. Susiswo, M.Si., dan Prof. Dr. Joko Sayono, M.Pd., M. Hum.

Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., mejelaskan UM terus menggalakkan berbagai kebijakan akselerasi raihan guru besar melalui berbagai platform, terutama dalam kerangka optimalisasi potensi mahasiswa.

“Fasilitasi optimalisasi potensi mahasiswa memiliki dimensi yang sangat jamak, melalui beragam kegiatan akademik dan non akademik yang sangat variatif. Salah satunya adalah melibatkan mahasiswa ke dalam setiap riset dosen,” jelas Rektor UM.

Lebih lanjut Prof. Hariyono juga mengungkapkan, UM memiliki peran dan tanggungjawab besar bagi terciptanya iklim belajar yang bermutu. Oleh Karena itu, kampus sehat sebagai visi UM dengan tiga pilar utama yaitu; 1)Tingkat ketercukupan sarana dan prasarana untuk kegiatan akademik (pembelajaran/Pendidikan/penelitian dan pengabdian masyarakat) sesuai dengan jumlah dosen dan penelitian dan pengabdian masyarakat) sesuai dengan jumlah dosen dan mahasiswa; 2)Tingkat keamanan dan kenyamanan; dan 3) Kualitas relasi sosial pada mahasiswa, dosen, dan para staf di universitas, menjadi penting dan urgen. Terlebih dengan kuatnya dukungan para pionir yang semakin hari semakin bertambah secara signifikan.

          Menilik tema-tema pidato Guru Besar kita kali ini, dimana Prof. Dr. Sumari, M.Si., mengangkat tema Optimasi Katalis pada Sintesis Energi Terbarukan; Prof. Dr. Abd. Qohar, M.T., membahas tema Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Teknologi Informasi yang Mendukung Peningkatan Kemampuan Matematis dan Pendidikan Karakter; Prof. Dr. Susiswo, M.Si., menitikberatkan pada tema Pengintegrasian Teori Pirie-Kieren untuk Mengembangkan Pembelajaran Abad 21 yang Berorientasi Keterampilan 4C; dan Prof. Dr. Joko Sayono, M.Pd., M.Hum., menyoroti tema tentang Pengembangan Berpikir Kritis melalui Praktik Historiografi: Strategi Menciptakan Pembelajaran Sejarah yang Menarik dan Menantang, telah menghadirkan solusi-solusi alternatif bagi penyelesaian persoalan, kini dan masa depan, sesuai bidangnya masing-masing.

“Biodesel dan bioetanol merupakan energi terbaru dan terbarukan yang sangat potensial untuk dikembangkan demi mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan sintesis EBT yang efektif dan efisien, katalis yang tepat dapat menurunkan suhu reaksi, waktu reaksi, dan meningkatkan rendemen produk dengan muara menurunkan biaya produksi EBT, ” jelas Prof. Dr. Sumari, M.Si. 

Selanjutnya, terdapat gagasan milik Prof. Dr. Abd. Qohar, M. T., berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbahan Teknologi Informasi yang Mendukung Peningkatan Kemampuan Matematika dan Pendidikan Karakter”.Ia menyampaikan kondisi pengembangan media pembelajaran yang masih jauh dari yang dibutuhkan. 

“Teknologi informasi semakin berkembang dan memberikan kesempatan untuk berinovasi dalam pengembangan media pembelajaran. Pengembangan media saat ini masih jauh dari kebutuhan media dan masih diperlukan inovasi-inovasi berkelanjutan agar seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan siswa di tengah tantangan dan kendala yang semakin besar,” tutur Prof. Qohar. 

Guru Besar yang dikukuhkan berikutnya adalah Prof. Dr. Susiswo, M.Si., dalam bidang ilmu berpikir tingkat tinggi.  

“Memahami merupakan proses kontinu, dinamis, namun tidak linier. Oleh karena itu, pentingnya penguasaan keterampilan 4C (communication, critical thinking, creativity, and collaboration) pada abad 21 untuk mendukung penguasaan pada matematika,” jelas Prof. Susiswo. 

Sementara itu, Prof. Dr. Joko Sayono, M.Pd., M. Hum., dengan judul “Pengembangan Berpikir Kritis melalui Praktik Historiografi: Strategi Menciptakan Pembelajaran Sejarah yang Menarik dan Menantang”, menyampaikan hubungan antara sejarah berpikir kritis dengan praktik historiografi tampak pada 5 komponen yang berbisnis dengan 5 tahapan praktik historiografi. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis dapat berkembang.

Pewarta: Nahdiatul Affandiah
Editor : Suhardi