image_pdf

Prof. Dr. Maisyaroh, M.Pd
Guru Besar Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang

Kualitas pendidikan di Indonesia tercermin di dalam kualitas peserta didik. Guru menjadi garis terdepan dalam meningkatkan kemampuan peserta didik. Pertumbuhan dan peningkatan kemampuan mengajar guru perlu terus dikembangkan.  Kepala sekolah, pengawas, dan guru yang memiliki kemampuan lebih perlu melakukan supervisi pengajaran agar guru memperoleh bantuan mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran.

Supervisi  pengajaran  merupakan  bantuan  yang  diberikan  kepada guru  untuk  mengembangkan  kemampuannya  dalam  meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas. Kegiatannya dilakukan melalui  beragam teknik,  baik  individual maupun kelompok. Salah satu model supervisi pengajaran adalah supervisi kolegial. Supervisi ini menjadi salah satu bentuk alternatif pelaksanaan supervisi pengajaran. Guru yang memiliki kemampuan lebih menjadi supervisor guru lainnya. Model supervise kolegial yang ditemukan, yaitu individual-formal(yang banyak dilakukan berupa supervisi klinis), kelompok-formal ( yang banyak dilakukan  berupa lesson study), individual-informal(yang banyak dilakukan berupa percakapan pribadi), dan kelompok-informal berupa diskusi.

Pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan menjadi harapan bagi semua siswa. Model pembelajaran yang bervariasi, tidak monoton. Material pembelajaran juga perlu bervariasi. Selain menggunakan buku teks, artikel ilmiah dan sumber belajar lainnya berupa hard copy, bisa juga diunduh dari  internet serta sumber belajar dari lingkungan sekolah. Kemampuan guru dalam menggunakan variasi model dan material pembelajaran yang tepat  dan bervasriasi menjadi perhatian supervisor.   

Pelaksanaan teknik supervisi pengajaran yang efektif mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan variasi model pembelajaran. Variasi model dan material pembelajaran yang variatif banyak ditentukan oleh penerapan prinsip supervisi pengajaran. Di Indonesia memiliki urutan tertinggi sampai terendah, yaitu ramah, objektif, kooperatif, terbuka, demokratis, hangat, konstruktif, self reflektif. Sedangkan di Filipina memiliki urutan kooperatif,  self reflektif, konstruktif, demokratis, objektif, terbuka, ramah, hangat. Intensitasnya Indonesia lebih tinggi dari Filipina. 

Pelaksanaan pendekatan supervisi pengajaran yang kolaboratif,  pendekatan  yang memberi kesempatan supervisor dan guru memecahkan masalah dan membuat keputusan bersama-sama, mampu meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan keragaman model pembelajaran dan keragaman material pembelajaran. Sedangkan pendekatan direktif yang mana pembuatan keputusan banyak didominasi supervisor, dan pendekatan non-direktif yang mana pembuatan keputusan banyak didominasi guru, mampu meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan keragaman model pembelajaran, namun tidak mampu meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan  keragaman material pembelajaran.

Mengingat pentingnya pemahaman terhadap penerapan teknik, prinsip, pendekatan supervisi pengajaran dalam memecahkan masalah pembelajaran itulah, maka dalam pidato pengukuhan ini saya mengajukan judul Pelaksanaan Supervisi Pengajaran dalam Mengoptimalkan Pengembangan Profesional Guru. 

Mudah-mudahan supervisor dan guru di Indonesia dan di Filipina memperoleh pemahaman yang tepat tentang pelaksanaan supervisi pembelajaran di sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.