image_pdf

Malang. Universitas Negeri Malang (UM) adalah salah satu kampus pendidikan yang berada di provinsi Jawa Timur. Untuk meningkatkan pendidikan budi pekerti mahasiswa, Fakultas Sastra (FS UM) menyelenggarakan kegiatan pengembangan karakter mahasiswa baru. Acara ini diselenggarakan di Graha Cakrawala UM pada Selasa – Rabu (12-13/11). Kegiatan ini dihadiri ratusan mahasiswa baru FS UM dari berbagai jurusan dan instansi terkait. Selain meningkatkan pendidikan karakter, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nasionalisme dan kemampuan menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

Dr. Mu’arifin, M. Pd selaku Wakil Rektor III UM menjelaskan terkait menjadi seorang pemimpin di usia muda.

Peserta Pengembangan Karakter FS UM

“ Sebuah organisasi atau tim yang berhasil ternyata didukung secara kuat oleh seorang pemimpin dengan segala kemampuan dan intelektual yang mumpuni. Para pemimpin inilah yang memiliki tujuan secara visioner untuk mengarahkan setiap divisi kepada tujuan besar tersebut. Ada beberapa kriteria yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin salah satunya adalah mampu mengatur dirinya sendiri. Selain itu, pemimpin yang baik juga mampu mengimbangi antara stres dan profesionalisme suatu pekerjaan, ” Ungkapnya.

Pemimpin yang diperlukan saat ini harus mampu berpikir secara fleksibel dan memiliki pandangan yang luas. Mahasiswa adalah fase menuju kedewasaan serta calon pemimpin di masa yang akan datang. Pada umumnya harus memiliki sifat komunikatif dan peka terhadap lingkungan sekitar. Komunikasi seorang pemimpin dilandasi dengan kemampuan dalam memberikan informasi verbal dan non verbal serta pertukaran ide terbaru. Selain itu, menjadi seorang pemimpin harus mampu memahami kesalahan diri sendiri dan orang lain agar dapat menyinkronikasi keadaan apabila terjadi konflik.

Wakil Dekan III FS UM saat membuka kegiatan

Pertengahan acara, Imam Sutopo, S. H memaparkan bahwa untuk kalangan intelektual harus mampu mencegah adanya radikalisme serta teror di kampus dan lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu, untuk mahasiswa baru diwajibkan mengikuti kepelatihan bela negara untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotisme. Bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dari berbagai ancaman.

Radikalisme adalah sebuah proses mengadopsi sistem kepercayaan ekstrim, termasuk keinginan menggunakan, mendukung, atau memfasilitasi kekerasan, sebagai sebuah metode untuk mempengaruhi perubahan sosial. Ideologi radikal berakar dari paham dan fanatisme agama atau kepercayaan yang keliru. Generasi muda adalah generasi yang paling rentan dipengaruhi dengan sasaran para pelaku gerakan radikal tentu adalah generasi muda yang melek teknologi, tetapi buta iman dan takwa. Solusinya adalah perlu diterapkan nilai nilai pancasila, budi pekerti luhur serta norma sejak usia dini agar anak indonesia tidak terpapar sinyal radikalisme.

Penulis : Said Maulana Ibrahim – Internship Humas UM