image_pdf

Malang. Di era milenial saat ini, kedamaian dan kearifan lokal menjadi pegangan untuk menghadapi dunia yang semakin tak terbatas. Kedua topik tersebut disajikan secara menarik oleh Prof. Eko Armada Riyanto, dosen STFT Widya Sasana, dan Prof. A. Effendi Kadarisman, dosen Universitas Negeri Malang, pada hari Jumat, 29 Maret 2019 di Gedung E3 Fakultas Ekonomi UM. Acara yang berlangsung pukul 09.00-11.30 WIB ini dibagi menjadi dua sesi materi. Pertama, disampaikan oleh Prof. Eko Armada Riyanto dengan tema “Local Wisdom Values as Tools of Conflict Resolution“. Kedua, disampaikan oleh Prof. A. Effendi Kadarisman dengan tema “Maaf dan Perdamaian”.

Topik yang pertama berkaitan dengan kearifan lokal. Prof. Armada menyampaikan dua hal pokok terkait kearifan lokal, yakni kearifan lokal era post-truth dan kearifan lokal dia era disrupsi. Menurut beliau, kearifan lokal tidak hanya berkaitan dengan tempat saja, melainkan berkaitan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terlahir dari tempat tersebut. Misalnya, lahirnya Pancasila yang merupakan hasil konstruksi dari bawah (from the bottom), bukannya hasil pemikiran dari atas (from the top). Pancasila lahir sebagai tata nilai yang dipegang teguh oleh bangsa Indonesia. Dalam Pancasila, semua kepentingan bangsa Indonesia terpenuhi, baik kepentingan dari golongan mayoritas ataupun minoritas. Tidak ada yang mengalah dan tidak ada yang dikalahkan, begitulah yang ditegaskan oleh Profesor Armada.

Topik selanjutnya berkaitan dengan kedamaian dari sudut pandang linguistik dan budaya. Prof. Effendi menyampaikan bahwa kedamaian bisa dimaknai melalui berbagai sudut pandang. Dari sudut pandang pribadi, kedamaian berarti perasaan tenang hati dan pikiran. Dari sudut pandang antarpribadi, kedamaian dapat diartikan tidak berselisih dengan orang lain. Dari sudut pandang dunia, kedamaian berarti tidak adanya perang. Prof. Effendi juga menyatakan bahwa perdamaian merupakan kebutuhan emosional baik individu maupun masyarakat. Sebagai orang-orang yang berintegritas, selayaknya kita menjadi sumber perdamaian.

Acara ditutup dengan sesi pemberian kenang-kenangan kepada kedua pemateri. Kemudian, sesi foto bersama. Acara ini merupakan salah satu rangkaian One Asia Lecture Series (OALS) yang diselenggarakan oleh Kantor Hubungan Internasional UM.

Pewarta: Novia Anggraini

Mahasiswa Pascasarjana S2 Pendidikan Bahasa Indonesia