image_pdf

Malang. Upaya tanggap darurat pandemi Covid-19 di Indonesia mendorong perguruan tinggi dan sivitas akademik menggunakan metode ujian daring sebagai pengganti ujian tatap muka yang sementara ditiadakan untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. Hal ini merupakan tindak lanjut atas himbauan pemerintah pusat dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dengan melakukan physical distancing salah satunya melalui ujian daring.

Universitas Negeri Malang (UM) telah melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) sistem daring pada (4-8/5). Di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan UAS daring menjadi solusi agar UM tetap bisa melaksanakan ujian. Mahasiswa  UM perdana melakukan UAS secara daring menggunakan beberapa media seperti Google Classroom, Meet, Whatsapp, Schology, dan Sipejar sesuai dengan kebijakan masing-masing dosen.

Pelaksanaan UAS secara daring menuai perubahan kultur ujian dari biasanya. Dosen harus mampu menyiapkan media dan konektivitas yang mendukung UAS. Salah satu sistem yang diterima mahasiswa dalam UAS berupa pemberian pertanyaan pada aplikasi yang ditentukan dosen dengan pengumpulan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

Dalam segi keefektivitasan, pelaksanaan UAS daring tentunya kurang efektif karena kurangnya transparansi dan sistematika yang masih tidak terkejar ketika terjadi gangguan pada jaringan. Namun, langkah strategis UM dalam mendukung pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 telah terlaksana sesuai dengan protokol kesehatan. UM merupakan salah satu perguruan tinggi yang berhasil melaksanakan UAS daring secara kolektif.

Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika, Jauhar Rosanah mengungkapkan bahwa pelaksanaan UAS di tengah pandemi saat ini harus mempersiapkan kesehatan dengan ekstra. “Selain penguasaan pada materi ujan, menjaga kesehatan fisik maupun mental serta memastikan kondisi internet agar tetap lancar selama UAS berlangsung merupakan indikator utama dalam persiapan UAS di tengah pandemi saat ini”, ungkapnya.

Rosa berharap untuk menghindari  tindak kecurangan, dosen bisa melaksanakan ujian berbasis kuis dengan aplikasi quizizz atau aplikasi kuis lainnya. Hal ini disebabkan karena ujian berbasis kuis akan memberikan pertanyaan acak kepada pengguna dan disertai batas waktu yang dapat membantu mengontrol pengumpulan tugas mahasiswa.

Pewarta : Siti Nuradilla – Internship Humas UM