image_pdf
Peserta MBKM Inbound ke Universitas Negeri Malang

Malang – Sebagai bentuk dukungan program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Universitas Negeri Malang (UM) sambut kehadiran sejumlah 198 mahasiswa peserta inbound MBKM pada hari Sabtu pagi (6/11) di Bandar Udara Juanda Internasional, Sidoarjo, Jawa Timur yang kemudian langsung diantar menuju Asrama UM sebagaimana UM memfasilitasinya terkait kebutuhan akomodasi mereka. Tidak berhenti disitu, penyambutan peserta inbound Merdeka Belajar atau kerap dikenal sebagai Merdeka Belajar Ke Dalam yang dilakukan secara offline ini juga diresmikan pada hari Jumat pagi (12/11) di Ruang Lecture Hall GKB A20 Lantai 9 UM. 

Prof. Dr. Suyono, M.Pd selaku penanggung jawab pertukaran mahasiswa di UM memaparkan bahwa dari 9 banyaknya cabang program di dalam MBKM tersebut, tidak semua cabang program tersebut dibiayai oleh Kemendikbudristek. “Yang tidak dibiayai itu, itu artinya mandiri. Kalaupun tidak dibiayai, itu nanti dibiayai UM,” terangnya. 

Lebih lanjut Dosen Jurusan Sastra Indonesia FS UM menjelaskan bahwa di sisi lain terdapat pula sejumlah mahasiswa UM yang lolos outbound MBKM ke Luar hingga mencapai sebanyak 144 mahasiswa. “Mahasiswa UM yang lolos seleksi outbound MBKM) ini nantinya akan ditempatkan di seluruh Indonesia terutama di luar Jawa,” papar Prof. Dr. Suyono, M.Pd. 

Selain itu Prof. Dr. Suyono, M.Pd. menegaskan bahwa program yang sedemikian brilian dirancang oleh Kemendikbudristek ini juga memiliki tantangan tersendiri berupa kekhawatiran akan mahasiswa tidak sungguh-sungguh dalam menanggapi atau menjalani program MBKM tersebut, sebagaimana telah dikatakan oleh beliau bahwa inovasi program pertukaran pelajar Merdeka Belajar ini diluncurkan guna membantu mahasiswa untuk lebih siap menghadapi tantangan kehidupan secara langsung seperti persaingan dunia kerja yang semakin ketat, dan masalah kehidupan lainnya. 

Oleh karenanya, guna menghindari ancaman gagalnya misi tersebut, Prof. Dr. Suyono M.Pd. menganjurkan agar mahasiswa berkonsultasi dan berdiskusi secara intensif dengan koordinator program studi (koorprodi) atau dengan penasihat akademik dan sejenisnya, terutama ketika hendak memilih mata kuliah yang akan dikonversikan ke dalam SKS kegiatan perkuliahan. 

“Intinya, harapannya melalui berbagai macam bentuk Merdeka Belajar ini, sesungguhnya yang harus ditekankan, mahasiswa memperoleh nilai tambah, mahasiswa memperoleh pengalaman bermakna,” ujar  Bapak yang juga menjabat  Staf Ahli Wakil Rektor I tersebut. 

Reporter: Afica Dela Vega – Internship Humas UM