image_pdf
Lima Guru Besar yang dikukuhkan (3/8/2023); Prof. Dr. Yuni Pratiwi M.Pd., dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Murni Sapta Sari, M.Si., dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Biologi, Prof. Dr. Agung Winarno, M.M., dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kewirausahaan, Prof. Dr. Tuwoso, M.P., dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Vokasi, serta Prof. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.MT., Ph.D., dalam Bidang Ilmu Rekayasa Pengetahuan dan Sains Data.

Batu terkenal akan kota pesiar, Setelah wisata badan terasa segar

Hari ini dikukuhkan guru besar, UM menunggu karya-karya besar

Pantun tersebut disampaikan secara langsung oleh Rektor Universitas Negeri Malang (UM) pada sambutan sidang terbuka pengukuhan lima guru besar pada Kamis (03/08). Kegiatan yang dilaksanakan secara luring di Lecture Hall Gedung A19 Lantai 9 tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan UM serta keluarga sekaligus kolega dari masing-masing Guru Besar yang dikukuhkan. 

Adapun lima Guru Besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Yuni Pratiwi M.Pd., dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Murni Sapta Sari, M.Si., dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Biologi, Prof. Dr. Agung Winarno, M.M., dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kewirausahaan, Prof. Dr. Tuwoso, M.P., dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Vokasi, serta Prof. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.MT., Ph.D., dalam Bidang Ilmu Rekayasa Pengetahuan dan Sains Data.

Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., menjelaskan bahwa UM terus berkomitmen menyebarluaskan berbagai temuan para guru besar melalui publikasi ilmiah populer UM Magazine

“UM terus berkomitmen dalam pembangunan peradaban dunia dengan pembentukan media publikasi UM Magazine yang nantinya akan memuat karya besar UM termasuk temuan para guru besar dalam format ilmiah populer agar dapat bermanfaat dan dijangkau lebih luas bahkan bagi masyarakat awam sekalipun,” jelas Rektor UM..

Lebih lanjut, Prof. Hariyono juga mengungkapkan UM terus memantapkan langkah menuju World Class University

“Sebagai PTN-BH, UM memiliki peran dan tanggung jawab besar untuk terus memperbaiki diri dengan menjadi World Class University. Salah satu implementasi secara akademik adalah dengan meningkatkan jumlah guru besar yang dilaksanakan saat ini,” sambungnya.

Menilik judul pidato masing-masing Guru Besar yang dikukuhkan, yang pertama oleh Prof. Dr. Yuni Pratiwi M.Pd., menulis karya berjudul Pembelajaran Wacana Sastra untuk Mengonstruksi Semangat Kebangsaan Indonesia; kedua Prof. Dr. Murni Sapta Sari, M.Si., yang meneliti tentang Konsep dan Proses Pembelajaran Biologi dalam Mempersiapkan Calon Guru untuk Pembangunan Berkelanjutan; ketiga Prof. Dr. Agung Winarno, M.M., dengan karya ilmiah Ruralpreneurship: Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan bagi Pembangkitan Ekonomi Pedesaan; keempat Prof. Dr. Tuwoso, M.P., yang mengangkat tema Pembelajaran Vokasi Abad 21; dan kelima Prof. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.MT., Ph.D., yang mempersembahkan karya berjudul Weruh Sadurunge Winarah: Wujud Integrasi Data, Informasi, Pengetahuan, dan Kebijaksanaan.


Menurut Prof. Yuni, karya sastra dapat menjadi alternatif sumber belajar wawasan kebangsaan sekaligus pendidikan moral dan keteladanan. 

“Karya sastra Indonesia yang merekam berbagai pengalaman kehidupan kebangsaan sejak pra kemerdekaan hingga masa kini berpotensi sebagai sumber belajar nilai moral dan keteladanan semangat kebangsaan untuk mengembangkan peradaban bangsa bagi peserta didik,” jelas Prof. Dr. Yuni Pratiwi M.Pd. 


Selanjutnya, terdapat gagasan Prof. Dr. Murni Sapta Sari, M.Si. mengenai pemilihan metode pembelajaran biologi yang tepat untuk meningkatkan kompetensi peserta didik. 

“Metode yang tepat dalam pembelajaran biologi adalah menggunakan prosedur konstruktif yang berfokus pada siswa melalui metode ilmiah sehingga dapat dicapai dimensi pengetahuan tidak hanya faktual, tetapi konseptual, prosedural, maupun metakognitif,” ungkap Prof. Dr. Murni Sapta Sari, M.Si.


Guru Besar yang dikukuhkan berikutnya adalah Prof. Dr. Agung Winarno, M.M. yang fokus membahas kewirausahaan pedesaan. 

“Efektifitas Ruralpreneurship harus diawali dari identifikasi enam kondisi empirik, yaitu budaya masyarakat desa, fungsi kelembagaan, keberadaan tokoh, sarana dan prasarana desa, teknologi tepat guna, dan sumber daya alam yang kemudian dilanjutkan dengan penentuan model pendidikan dengan memperhatikan keseimbangannya” jelas Prof. Dr. Agung Winarno, M.M. 


Sementara itu, Prof. Dr. Tuwoso, M.P. menyoroti tentang pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan vokasi di Indonesia. 

“Salah satu kendala pendidikan vokasi di Indonesia terletak pada pelatihan keterampilan praktis yang dapat ditanggulangi dengan penerapan blended learning guna memfasilitasi peserta didik yang beragam sesuai kecakapan abad 21,” ujar guru besar asal Trenggalek itu. 

Terakhir, Prof. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.MT., Ph.D., membahas tentang weruh sadurunge winarah dalam konteks integrasi data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan. 

Weruh Sadurunge Winarah dalam aporisma Jawa diartikan sebagai dapat melihat yang akan terjadi sebelum segalanya benar-benar terjadi. Dalam konteks informasi, penguasaan Weruh Sadurunge Winarah tidak dapat dipisahkan dengan business intelligence yang mengacu pada pengumpulan, analisis, serta pemanfaatan data dan informasi untuk mengambil keputusan yang tepat,” tandas Prof. Aji.

Pewarta: Paundra Wangsa Fajar Kusuma – Internship Humas UM

Editor: Luthfi Maulida Rochmah