image_pdf

Sebagai bentuk kepedulian Universitas Negeri Malang (UM) terhadap sivitas akademika, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) yang bekerja sama dengan Pusat Pangan dan Kesehatan (PPK) dan Pusat Gender dan Kependudukan (PGK) menggelar acara Penyuluhan Kanker dengan mengusung tema “Pencegahan Kanker dan Tumor Berbasis Herbal” pada Kamis (12/01). Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh warga UM dan bertempat di Aula Lantai 9 GKB A20, dengan tujuan mewujudkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, pada bidang pengabdian kepada masyarakat dalam hal edukasi kesehatan.

Dalam sambutannya, Ketua DWP UM, Ibu Arida Atmawati Hariyono berpesan bahwa dengan banyaknya kasus kanker di Indonesia, kita harus selalu waspada untuk meminimalisir jumlah kasus kanker di Indonesia. Hal tersebut terbukti menurut data dari World Health Organization (WHO), mencatat bahwa total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 396.914 kasus dengan total kematian sebesar 234.511. “Dengan tingginya kasus kanker tersebut, kita harus waspada lebih awal untuk meminimalisir faktor yang terkait dengan penyakit kanker tersebut” ujar Ketua DWP UM.

Ibu Lusi Anggi Pratiwi, STr., Keb., yang hadir sebagai narasumber dari pihak Lembaga Kanker Indonesia (LKI) menjelaskan bahwa hasil riset kesehatan dasar Kemenkes RI (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) tahun 2008, kasus kanker payudara merupakan kasus kanker yang tertinggi yang dialami oleh perempuan di Indonesia dengan persentase kematian sejumlah 40,4%. “Ini merupakan angka yang mengerikan karena sangat tinggi. Sedangkan untuk faktor pemicu terkena kanker secara umum adalah genetic (keturunan), faktor kimia dan fisika (asap pabrik, asap rokok, radiasi), dan makanan yang mengandung zat karsinogen (pengawet makanan),” jelas Bu Lusi. 

“Pengobatan yang dapat mencegah kanker, salah satunya adalah dengan pengobatan herbal, seperti mengkonsumsi buah sirsak, benalu yang tumbuh di pohon teh, dan yang paling utama adalah mengkonsumsi temu putih. Karena temu putih mengandung 90% zat anti kanker yang tinggi dengan ciri-ciri umbi yang bunga nya sudah berwarna merah muda,” lanjut Bu Lusi. 

Acara yang dimoderatori oleh dr. Erianto Fanani, M.KKK., ini berjalan dengan lancar dan seru hingga sesi tanya jawab dibuka. Beliau juga menyampaikan pernyataan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, karena biaya pengobatan sangatlah mahal. Hal ini juga selaras dengan materi yang disampaikan oleh Ibu Anggi. “Jika sudah terkena penyakit kanker, maka biaya yang dikeluarkan untuk mengobati secara medis jauh lebih mahal daripada sudah mengetahui gejalanya sendiri dan bisa mengatasinya lebih awal. Maka dari itu hari ini saya akan mengajarkan cara mendeteksi kanker payudara secara mandiri sejak dini bagi perempuan,” punkas Bu Anggi.

Pewarta: Zalfa Awwala Q.A – Internship Humas UM

Editor: Luthfi Maulida Rochmah