image_pdf
Sebagai referensi sejarah yang komprehensif, buku Sejarah dan Budaya memberikan wawasan mendalam tentang pembentukan budaya Indonesia melalui interaksi dengan berbagai peradaban dunia.

Poor – Budaya Indonesia yang kaya tidak terlepas dari pengaruh luar, salah satunya dari India melalui ajaran Hindu-Buddha. Namun, budaya lokal tidak tergantikan begitu saja. Sebaliknya, terjadi akulturasi yang menciptakan identitas khas Nusantara dengan tetap mempertahankan akar tradisi lokal.

Buku Sejarah dan Budaya: Dari Masa Kuno sampai Kontemporer, diterbitkan oleh Universitas Negeri Malang (UM) melalui UM Press, mengulas perjalanan budaya Indonesia. Salah satu kajian penting dalam buku ini adalah “Analisis Awal terhadap Problematika Pengaruh India di Indonesia” yang ditulis oleh Dr. Dewa Agung Gede Agung, dkk. Penelitian ini mengungkap bagaimana ajaran Hindu-Buddha menyatu dengan budaya lokal tanpa menghapus identitas asli masyarakat Nusantara.

Menurut penelitian, masyarakat Nusantara sebelum pengaruh India sudah memiliki sistem sosial, politik, ekonomi, dan religi yang kuat. “Indonesia bukan ruang kosong yang begitu saja menerima budaya asing. Nenek moyang kita memiliki fondasi budaya yang kokoh dan mampu mengadaptasi pengaruh luar sesuai karakter lokal,” jelas Dr. Dewa Agung. Hal ini menegaskan bahwa budaya Indonesia berkembang melalui interaksi aktif, bukan sekadar penyerapan pasif.

Salah satu contoh akulturasi adalah dalam sistem kepercayaan. Sebelum ajaran Hindu-Buddha masuk, masyarakat Nusantara menganut animisme dan dinamisme. Tradisi pemujaan leluhur melalui menhir bertransformasi menjadi lingga, simbol Dewa Siwa dalam agama Hindu. Interaksi budaya ini terjadi secara alami tanpa mengorbankan nilai-nilai asli.

Pengaruh India juga terlihat dalam sistem pemerintahan dan perdagangan. Sebelum era Hindu-Buddha, kepala suku memegang kendali. Setelah pengaruh India masuk, sistem kerajaan berkembang, memperkenalkan tata pemerintahan yang lebih terstruktur. Jalur perdagangan Nusantara dengan India dan Cina semakin memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan ekonomi global. Salah satu bukti adalah kejayaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan dan agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.

Studi ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan. Memahami sejarah akulturasi ini dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya dan memperkuat identitas bangsa di tengah globalisasi.

Sebagai referensi sejarah yang komprehensif, buku ini memberikan wawasan mendalam tentang pembentukan budaya Indonesia melalui interaksi dengan berbagai peradaban dunia. Studi ini menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan yang membentuk karakter bangsa yang kaya nilai dan tradisi.

Pewarta: Moch. Reyhan Arif – Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia UM
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – UM Public Relations