image_pdf

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (BEM FIS UM) memperkenalkan program Merdeka Belajar-Kampus Mengajar (MBKM) kepada mahasiswa FIS angkatan 2022 dan 2023 melalui Seminar Merdeka Fair 2024 pada Sabtu, (04/05). Seminar dilaksanakan di Aula HOS Cokroaminoto, Lantai 7, Gedung FIS dengan tema “Sosialisasi Peningkatan Kompetensi Softskill and Hardskill untuk Memenuhi Syarat MBKM 2024”. Tujuan dari Seminar Merdeka Fair 2024 ini adalah membuka wawasan mahasiswa FIS terkait program MBKM melalui narasumber yang berpengalaman. 

Materi seminar yang pertama yaitu tentang luaran program MBKM yang disampaikan oleh dosen UM program studi IPS yaitu Neny Wahyuningtyas, S. Pd, M. Pd. Beliau menyampaikan bahwa kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke 21 adalah critical thinking, collaboration, communication, creativity and confident. Oleh karena itu, guna menguasai kelima kompetensi tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjadi inisiator yang tidak dibatasi oleh ruang lingkup internal. Seseorang yang menjadi inisiator akan menghasilkan karya, mahasiswa harus memiliki soft skill and hard skill serta kebebasan berpikir. Maksud dari kebebasan berpikir disini yaitu mahasiswa setidaknya memiliki ruang berpikir lebih luas yang tidak hanya pada lingkup program studi, fakultas maupun universitas. 

“Saat ini mahasiswa diharapkan mampu memperluas networking dengan bidang keilmuan yang berbeda dalam rangka transformasi digital era 4.0. Oleh karena itu Kemendikbudristek menginisiasi kebijakan baru berupa program MBKM dengan harapan melalui program ini mampu membentuk karakter mahasiswa yang memiliki empati terhadap hal hal diluar kampus termasuk di masyarakat,” paparnya. 

Selanjutnya, Neny menjelaskan macam-macam kegiatan di MBKM. Terdapat delapan kegiatan yang dapat dipilih salah satu oleh mahasiswa di semester 4 nanti yaitu  Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Kampus Mengajar (KM), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Membangun Desa (KKN Tematik), Proyek Kemanusiaan dan Riset atau Penelitian. Kedelapan kegiatan tersebut dapat dipilih oleh mahasiswa sesuai dengan program studi, minat dan rekomendasi dosen pembimbing akademik. 

Lebih spesifik lagi, Saifudin Fanani dan Indah Herliani, mahasiswa angkatan 2020 membagikan pengalamannya ketika mengikuti program MSIB dan IISMA. Fanani  yang merupakan ketua BEM FIS tahun 2023 menyampaikan bahwa melalui program MSIB, mahasiswa mampu belajar lebih dini memahami medan dan persaingan dunia kerja. Fanani mengaku bahwa latar belakang program studi  pendidikan tidak menghalangi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman magang diluar asistensi mengajar melalui MSIB. 

Berbeda dengan Indah, mahasiswa program studi sastra inggris yang mengikuti student exchange ke Ceko melalui IISMA. Indah bercerita bahwa melalui IISMA, ia banyak belajar keberagaman budaya luar negeri. “Dengan mengikuti program IISMA saya jadi mendapatkan wawasan tentang kultur di Ceko. Tentunya sangat menarik mempelajari budaya belajar dan kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia” tuturnya.

Selain membagikan pengalaman, Fanani dan Indah membagikan tips dan trik lolos MSIB dan IISMA yang disimak dengan penuh semangat oleh seluruh peserta. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme peserta menyampaikan pertanyaan seputar materi MBKM yang telah disampaikan. Kegiatan ditutup dengan penampilan band Laisos yang dinaungi oleh BKT Subversif BEM FIS.

Pewarta : Inayah Amalia Taufani – Internship Humas UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – UM Public Relations