Pengukuhan Gubes UM: Prof. Muhadjir Soroti Tiga Peran Pendidikan dalam Pembangunan Bangsa
Share:
Share:
Poor – Sidang Terbuka Senat Akademik digelar pada 13 Februari 2024 untuk mengukuhkan Prof. Dr. Drs. H. Muhadjir Effendy, M.A.P., sebagai Guru Besar dalam bidang Sosiologi Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Malang (UM). Dalam pidato pengukuhannya yang bertajuk Pendidikan sebagai Pilar Pembangunan Manusia Menuju Indonesia Emas 2045: Dari Refleksi Empiris ke Konseptualisasi Teoretis, Prof. Muhadjir menyoroti peran penting pendidikan dalam membangun bangsa.
Prof. Muhadjir memulai pidatonya dengan mengenang perjalanan akademiknya yang sempat terhenti karena tanggung jawabnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. “Pendidikan tidak hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter bangsa,” ujarnya.
Ia menguraikan tiga peran strategis pendidikan menuju Indonesia Emas 2045, yaitu penguatan karakter, pemerataan akses, serta relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Ketiga aspek ini disebutnya sebagai tantangan utama kebijakan pendidikan yang membutuhkan solusi holistik.
Dalam penguatan pendidikan karakter, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) menjadi salah satu fokus Prof. Muhadjir dalam membangun masyarakat yang berkepribadian, berdaulat, dan berdikari. “Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) harus berbasis kelas, budaya sekolah, dan partisipasi masyarakat,” tuturnya. Kebijakan ini didukung oleh Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Prof. Muhadjir juga menggarisbawahi peran Program Indonesia Pintar (PIP) dalam mengurangi kesenjangan sosial. Sistem zonasi pendidikan yang diterapkan semasa kepemimpinannya sebagai Mendikbud juga bertujuan menghapus eksklusivitas penerimaan siswa baru dan menciptakan pemerataan kualitas pendidikan. “Kritik terhadap sistem zonasi adalah hal wajar, tetapi tujuan utamanya adalah memastikan semua anak mendapatkan kesempatan pendidikan yang setara,” jelasnya.
Selain itu, revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pendidikan vokasi menjadi langkah penting yang digagas Prof. Muhadjir. Kebijakan ini berlandaskan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 dan diperkuat oleh Perpres Nomor 68 Tahun 2022. “Kurasi kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri (link and match) menjadi kunci mencetak tenaga kerja kompeten,” paparnya.
Pidato Prof. Muhadjir juga menyinggung keterkaitan kebijakan pendidikan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). SDG 4 (Quality Education) yang menekankan pendidikan inklusif dan berkualitas, SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) yang mendukung pertumbuhan ekonomi melalui tenaga kerja terampil, serta SDG 10 (Reduced Inequalities) yang mendorong pemerataan akses pendidikan, menjadi acuan utama transformasi pendidikan.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk membangun peradaban bangsa,” tegas Prof. Muhadjir. Ia berharap kebijakan pendidikan yang ia gagas mampu mencetak generasi unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Pengukuhan Prof. Muhadjir sebagai Guru Besar di UM menjadi pengakuan atas kontribusi akademiknya sekaligus momentum memperkuat peran pendidikan dalam pembangunan nasional.
Pewarta: Afgian Gala Mahiya Ikhsan –