Santiaji Pancasila, UPT Laboratorium Pancasila UM Usung Tema Hadapi Tahun Politik Indonesia
Share:
Share:
Pesta Pemilu 2024 sudah berada di depan mata. Penting bagi kita untuk memperhatikan sikap dan tindakan dalam menghadapi tahun politik ini sampai tiba jadwal menjatuhkan suara pada calon pemimpin yang tepat. Oleh karena itu, UPT Pancasila Universitas Negeri Malang (Lapasila UM) adakan Santiaji Pancasila dengan tema “Imajinasi Politik Kewargaan Berparadigma Pancasila dalam Menghadapi Tahun Politik” pada Senin (26/06/2023). Kegiatan dilangsungkan di Aula Gedung B31, Lapasila UM. Dihadiri oleh Rektor UM, diskusi Pancasila ini turut menghadirkan pembicara dari sejumlah kampus seperti UGM, UB, dan UM.
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Rektor UM Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., menyampaikan sambutannya kepada peserta yang terdiri dari dosen beberapa universitas di Malang, guru-guru SMA maupun SMK di Malang, hingga para mahasiswa UM yang datang.
“Dalam konteks kita pagi hari ini tentang hakikat pemilu dalam konteks Pancasila termasuk strategi mewujudkan pemilu 2024 yang bersih sesuai dengan cita-cita Pancasila sangat menarik. Karena di era sekarang ini masih banyak perdebatan yang sesuai dengan Pancasila itu mulai yang teknis, jumlah partainya banyak atau terbatas, kemudian juga proses atau prosedur pemilihannya tertutup terbuka, sampai juga calegnya itu persyaratannya seperti apa. Kami juga yakin dengan diskusi dan dialog ini keprihatinan kita melihat fenomena yang kurang ideal, Insya Allah mudah-mudahan aspek-aspek negatif bisa diminimalisir sehingga Pancasila sebagai idealitas bisa memberi dan merawat dan melakukan perubahan terhadap realitas yang ada,” ucap Prof. Dr. Hariyono.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata yang dilakukan oleh Rektor UM dan Kepala UPT Lapasila UM kepada pembicara tamu dari UGM dan UB. Kemudian disusul dengan agenda pemotongan tumpeng bersama sebagai simbol peringatan ulang tahun UPT Lapasila yang ke-55. Sesi diskusi panel yang pertama disampaikan oleh Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, M.Hum., Ph.D of Arts., Guru Besar Fakultas Filsafat UGM. Beliau mengangkat topik dengan tajuk Politik Kewargaan dan Politik Otentik Kembali ke Filsafat Pancasila. Sebagai seseorang yang berkecimpung di dunia filsafat, menurut beliau sangat penting untuk kembali menilik filsafat Pancasila dan mengaitkannya dengan politik saat ini.
“Kita perlu melakukan kajian ulang, pemikiran ulang bahwa Pancasila itu selama ini yang mau dimatikan itu yang stagnan adalah hasil dari interpretasi yang keliru. Jadi kita perlu memikirkan kembali apa sebenarnya yang menjadi alasan kemunculan Pancasila kalau dikatakan dalam sejarah politik kita sebagai dasar negara. Maka fungsinya sebagai dasar negara, sebagai pondasi negara yang dimerdekakan ini adalah juga menyertai kehidupan kebangkitan negara yang di atasnya pondasi itu didirikan,” ujar Prof, Mukhtasar dalam salah satu penyampaian presentasinya.
“Kita perlu kembali ke filsafat Pancasila untuk mendapatkan politik otentiknya. Politik otentik itu yang berdasarkan Pancasila otentik dalam ucapan sudah oke sekarang, tetapi otentik dalam tindakan terutama untuk membentuk karakter sebagai orang Indonesia belum sampai. Keotentikan yang dimaksud tidak hanya kembali ke ucapan klaim Pancasila, tapi juga menunjukkan perbuatan sebagai Pancasilais,” lanjutnya.
Pemaparan materi diskusi dilanjukan dengan Prof. Dr. Moh. Fadli, S.H., M.Hum., Profesor dalam Bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum UB dengan judul materi Mendalami Kembali Nilai-Nilai Pancasila dalam Menghadapi Tahun Politik. Kemudian sesi dilanjutkan oleh Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H., dosen Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial dan membawakan materi bertajuk Imajinasi (Mimpi) Politik Pancasila. Diskusi panel berlangsung dengan lancar dan diikuti secara antusias oleh peserta Santiaji Pancasila UPT Lapasila UM.
Pewarta: Malichatus Sa’diyah – Internship Humas UM
Editor: Nahdiatul Affandiah