
Malang – Dalam era digital, pendidikan seni terus berkembang dan menembus batas-batas negara. Teknologi kini memungkinkan siswa di berbagai belahan dunia untuk berkolaborasi dan belajar seni secara real-time, membuka ruang belajar yang lebih fleksibel, interaktif, dan tanpa batas. Menjawab tantangan ini, Dr. Iriaji, M.Pd., dosen Universitas Negeri Malang (UM), mengembangkan media pembelajaran berbasis holografi dengan pendekatan Seamless Learning Art Education.
Proyek ini, yang berlangsung sejak 10 Mei hingga 4 November 2024, bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan seni di ranah internasional. “Dengan teknologi holografi, kami berharap dapat menciptakan proses belajar-mengajar yang melampaui batas geografis. Ini sesuai dengan visi internasionalisasi program studi kami,” ujar Dr. Iriaji.
Melalui teknologi Teacher Holography Conference (THC), proyek ini memungkinkan guru dan mahasiswa dari berbagai negara terhubung secara langsung, meskipun berada di lokasi yang berbeda. Produk inovatif lainnya, yakni Massive Open Online Course (MOOC) multibahasa, memperluas akses ilmu pengetahuan untuk lebih banyak siswa global.
Proyek ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, yakni pendidikan berkualitas. Teknologi holografi diharapkan mampu menghadirkan akses pendidikan yang lebih merata dan inklusif, terutama dalam situasi pembelajaran jarak jauh. “Kami ingin menjadikan proyek ini sebagai langkah awal dalam revolusi pendidikan seni. Dengan teknologi ini, seni tidak hanya dipelajari tetapi juga dihidupkan melalui metode yang menyeluruh dan interaktif,” tambah Dr. Iriaji.
Sinergi antara teknologi dan seni rupa ini menghadirkan pengalaman belajar yang inovatif dan kaya akan kreativitas. Kontribusi UM dalam pendidikan seni melalui proyek ini tak hanya berdampak pada mahasiswa dan dosen di Indonesia, namun juga pada komunitas pendidikan global yang berkembang pesat.
Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah – Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan UM
Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM