image_pdf
[KESEHATAN]

Perubahan suhu yang menjadi lebih dingin saat musim kemarau di negara tropis seringkali membawa berbagai dampak kesehatan bagi masyarakat. Ketika suhu tiba-tiba turun, risiko terkena infeksi saluran pernapasan seperti flu dan pilek meningkat. Perubahan suhu yang drastis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat kita lebih rentan terserang penyakit. Eccles (2005) mengungkapkan bahwa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat dan tetap aktif secara fisik adalah kunci untuk mengurangi risiko ini.

Menerapkan pola hidup sehat dan rutin berolahraga, misalnya berjalan kaki di pagi hari, bisa menjadi cara sederhana tapi efektif untuk menjaga daya tahan tubuh, selain itu, menjaga kebersihan tangan dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit juga sangat penting untuk mencegah penularan penyakit. Udara yang dingin dan kering juga bisa memperparah kondisi asma dan alergi. Debu dan polutan yang meningkat selama musim kemarau sering kali memperburuk gejala ini. Boulet (2009) mencatat bahwa penderita asma dan alergi sering melaporkan peningkatan gejala selama musim kemarau.

Untuk mengatasi ini, menggunakan alat pelembab udara di dalam rumah dan menghindari pemicu alergi seperti debu dan asap bisa sangat membantu. Tidak hanya itu, menyemprotkan air pada tanaman di dalam rumah atau menggunakan air purifier dapat membantu membersihkan udara. Sebuah ulasan dari American College of Allergy, Asthma & Immunology bahkan menyarankan penggunaan alat pembersih udara untuk mengurangi jumlah alergen di rumah. Ini adalah langkah kecil namun penting yang dapat meningkatkan kualitas udara di rumah kita.

Selain itu, kulit kering dan iritasi juga menjadi masalah umum selama musim kemarau. Udara yang kering dapat menyebabkan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan mudah iritasi. Palmer et al. (2006) menyarankan penggunaan pelembab yang kaya akan emolien dan menghindari mandi dengan air panas yang dapat mengeringkan kulit. Menurut Harvard Health, menggunakan pelembab segera setelah mandi dapat membantu menjaga kelembapan kulit.

Mengingat pentingnya kesehatan kulit, mungkin sudah saatnya kita mulai merawat kulit dengan produk-produk alami dan menjaga kelembapannya. Menggunakan pelembab yang tepat dapat membuat perbedaan besar, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kulit sensitif seperti eksim. Suhu dingin juga sering menyebabkan sendi dan otot menjadi kaku dan nyeri, terutama bagi penderita artritis. Perubahan suhu yang tiba-tiba bisa memperparah rasa nyeri pada sendi.

Aikman (1997) merekomendasikan untuk menjaga tubuh tetap hangat dan melakukan peregangan secara teratur. Olahraga ringan seperti yoga atau stretching bisa membantu menjaga fleksibilitas sendi dan mengurangi rasa sakit. Mengingat pentingnya menjaga mobilitas, kita bisa memasukkan beberapa gerakan sederhana dalam rutinitas harian. Arthritis Foundation juga menyarankan pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelahnya sebagai cara efektif untuk mencegah cedera. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga kesehatan sendi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

Selanjutnya, meskipun jarang terjadi, hipotermia bisa dialami pada orang yang terpapar suhu dingin dalam waktu lama tanpa perlindungan yang memadai, terutama di malam hari saat suhu bisa turun drastis. Vanggaard, Eyolfson dan Xu (2011) menekankan pentingnya memakai pakaian berlapis dan menggunakan selimut tebal saat tidur untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan untuk selalu memeriksa suhu tubuh orang tua dan anak-anak yang lebih rentan terhadap hipotermia.

Mengingat dampaknya yang serius, kita perlu lebih peduli dengan kesehatan orang-orang terdekat, memastikan mereka tetap hangat dan nyaman, terutama saat suhu turun drastis. Selain itu, menjaga rumah tetap hangat dengan menggunakan selimut tebal dan pakaian hangat adalah langkah sederhana yang bisa kita lakukan. Perubahan suhu juga bisa menyebabkan fluktuasi tekanan darah.

Udara yang dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi bagi mereka yang memiliki hipertensi atau penyakit jantung. Collins (1986) menyarankan untuk memonitor tekanan darah secara rutin selama musim ini. Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan di udara dingin dan mengonsumsi makanan rendah garam bisa membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

Menurut American Heart Association, menjaga pola makan sehat dan rutin berolahraga ringan juga sangat penting. Kegiatan sederhana seperti berjalan santai atau melakukan latihan pernapasan bisa sangat membantu menstabilkan tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung.

Gangguan tidur sering dilaporkan akibat perubahan suhu yang signifikan. Suhu yang tidak nyaman bisa mengganggu pola tidur, menyebabkan gangguan tidur atau bahkan insomnia. Okamoto-Mizuno dan Mizuno (2012) menyarankan menjaga suhu kamar tetap stabil dan nyaman untuk meningkatkan kualitas tidur. National Sleep Foundation merekomendasikan suhu kamar tidur sekitar 18-21°C untuk tidur yang optimal.

Mungkin sudah waktunya untuk kita mulai memperhatikan kondisi kamar tidur dengan cara yang lebih serius, seperti menggunakan kasur dan bantal yang mendukung postur tidur yang baik serta menghindari gadget sebelum tidur. Dengan menjaga lingkungan tidur yang nyaman, kita tidak hanya meningkatkan kualitas tidur tetapi juga kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, dehidrasi juga menjadi risiko selama musim kemarau, meskipun udara terasa dingin.

Kelembapan yang rendah bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Popkin, D’Anci, dan Rosenberg (2010) menekankan pentingnya mengonsumsi cukup cairan agar tubuh tetap terhidrasi. Minum air dalam jumlah yang cukup dan mengonsumsi buah-buahan yang kaya air adalah langkah efektif untuk mencegah dehidrasi. Sangat disarankan untuk mengatur alarm sebagai pengingat untuk minum air setiap beberapa jam. Ini adalah langkah kecil yang bisa sangat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh kita.

Untuk mengurangi risiko masalah kesehatan yang berpotensi muncul seperti diatas, menjaga tubuh tetap hangat, menggunakan pelembab untuk menjaga kelembapan kulit, dan mengonsumsi cukup cairan adalah langkah-langkah penting yang bisa kita lakukan. Selain itu, menjaga kebersihan, menghindari pemicu asma dan alergi, serta melakukan peregangan dan menjaga mobilitas dapat membantu kita mencegah dampak negatif dari perubahan suhu ini. Dengan memperhatikan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Mari kita tingkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita.

Pewarta: dr.Farid Eka Wahyu Endarto – Dokter Klinik Pratama UM

Editor: Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin – Humas UM