image_pdf

Saat ini, seluruh penduduk dunia sedang berupaya agar pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19. Pandemi Covid memberikan dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, terutama dalam aspek kesehatan masyarakat. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) mengajak para peneliti, akademisi, ahli, tenaga kesehatan, dan pemerhati kesehatan masyarakat untuk menunjukkan keahliannya pada suatu forum ilmiah berskala internasional. Forum tersebut merupakan ajang untuk berdiskusi mengenai kesetaraan dalam kesehatan global yang diberi nama International Scientific Meeting on Public Health and Sports (ISMoPHS).

Berdasarkan hasil wawancara terpisah dengan Ketua Pelaksana ISMoPHS, Suci Puspita Ratih, S.K.M., M.K.M., M.P.H., menuturkan tokoh-tokoh penting yang hadir pada acara ini, sehingga acara ini menjadi sangat istimewa.

“Konferensi yang diselenggarakan secara hybrid ini mengundang pembicara tamu dari berbagai universitas. Beberapa pembicara tersebut di antaranya Beladenta Amalia, Ph.D., yang saat ini sedang menempuh program postdoctoral di Johns Hopkins University, Amerika Serikat. Selanjutnya ada Garry Kuan, Ph.D., peneliti dan dosen dari Universiti Sains Malaysia, dr. Inarota Laily, Ph.D., dari University of Amsterdam, serta Nurnaningsih Herya Ulfa, Ph.D., dosen dan peneliti dari UM,” tutur Suci.

Kegiatan Seminar zoom Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)

Keempat pembicara yang hadir memaparkan topik seputar tantangan kesehatan masyarakat saat ini dan temuan-temuan penting dari berbagai penelitian ilmiah. Selain itu, berdasarkan pemaparan materi dari keempat pembicara juga dikemukakan berbagai gagasan yang dapat mendorong upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. ISMoPHS mengundang Presiden Asia Pacific Academic Consortium for Public Health, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., PhD., sebagai keynote speaker. Dalam kesempatan tersebut, dr. Agustin menggarisbawahi peran pendidikan tinggi internasional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan global secara inklusif, adil, dan responsif. 

Lebih lanjut, Suci memaparkan alasan kegiatan ini masih dilaksanakan secara hybrid meskipun pandemi telah usai.

“Konferensi ini telah berjalan lima kali, dan dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2019. Sejak masa pandemi Covid-19, kegiatan ini dilaksanakan secara daring dan hybrid. Meski saat ini kondisi sudah semakin pulih, terdapat beberapa pertimbangan kegiatan tahun ini masih diselenggarakan secara hybrid. Tren penyelenggaraan forum ilmiah internasional secara hybrid mempermudah para akademisi dan peneliti untuk bertemu di ruang virtual tanpa mengurangi makna diskusi ilmiah dan pertukaran informasi yang terjadi. Tren penyelenggaraan konferensi ilmiah secara hybrid juga mendukung wacana pendidikan yang lebih inklusif karena semua orang dari berbagai belahan dunia dapat mengakses informasi dan gagasan yang dipaparkan selama kegiatan berlangsung,” pungkas Suci Puspita Ratih, dosen FIK UM.

Diikuti oleh lebih dari lima ratus peserta dari berbagai institusi dan lembaga, konferensi ini juga menerima lebih dari seratus makalah yang dipresentasikan dalam sesi presentasi oral dan poster. Hasil presentasi akan dipublikasikan di jurnal serta prosiding internasional. Penyelenggara juga menggandeng beberapa universitas lain sebagai tuan rumah bersama, seperti: FKM Universitas Airlangga, FKM Universitas Sumatera Utara, Universiti Sains Malaysia, dan Universitas Bali Internasional.

Pewarta: Nahdiatul Affandiah – Internship Humas UM

Editor: Luthfi Maulida Rochmah