image_pdf

Poor. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang (UM) sukses adakan Diskusi Publik Bersama (DISLIKER) yang mengangkat tema ”Kupas Tuntas Di Balik Kenaikan Harga Minyak Goreng, BBM, dan PPM”. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting pada hari Rabu (27/04) pukul 20.00 hingga pukul 22.25 WIB.  

Kegiatan dimulai dengan doa yang dipimpin oleh pembawa acara dan dilanjut sambutan oleh ketua pelaksana kegiatan, Fahda Bilqis Azzahra yang dalam sambutannya ia menyatakan bahwa dengan diadakannya DISLIKER diharapkan mampu menjadi fasilitas dan memberikan ruang bicara untuk mahasiswa dalam menanggapi berbagai permasalahan dalam lingkup nasional maupun internasional. ”Saya berharap kita semua dapat memetik ilmu sebanyak banyaknya dari pemateri pada malam hari ini,” tambahnya. 

Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari gubernur BEM FMIPA UM 2022, Muhammad Ahva Mushlich yang menyatakan bahwa adanya DISLIKER sebagai wadah bagi mahasiswa saling berbagi informasi dengan pemateri yang dihadirkan untuk mengupas habis isu-isu hangat di masyarakat berbasis keilmuan sains. Tujuan dari adanya kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan intelektualitas mahasiswa dan memberikan wawasan baru bagi peserta yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. ”Sebagaimana yang kita tahu, isu yang sedang hangat saat ini yaitu perihal kenaikan harga minyak goreng sudah dilakukan aksi untuk menuntaskan hal tersebut, namun sangat disayangkan, sebagian mahasiswa hanya ikut ’aksi’ yang terlihat saja tetapi tidak benar-benar mengkaji lebih dalam terkait isu tersebut,” ujarnya. 

Sebelum pemaparan materi dilakukan, diadakan sesi diskusi pemantik antar mahasiswa FMIPA mengenai topik terkait mengenai berbagai sisi untuk membakar semangat peserta. Diskusi dilakukan dengan kritis dan interaktif antar mahasiswa yang terlihat sangat menguasai topik terkait, seperti menyinggung pendapat pro dan kontra masyarakat mengenai kenaikan harga minyak goreng, BBM, dan PPN. 

Selanjutnya pemaparan materi dilakukan oleh Raymond Tobing yang kerap disapa Kak Raymond selaku Kepala Unit Monitoring Hukum &  Peradilan Malang Corruption Watch (MCW). Sebelum memaparkan materi yang dibawa, Kak Raymond memuji sesi diskusi yang dilakukan oleh perwakilan mahasiswa FMIPA UM dinilai sangat bagus dan sudah cukup informatif.

Dalam pemaparan materinya, beliau menegaskan bahwa pada dasarnya hal ini disebabkan oleh adanya masalah perekonomian dan kekeliruan pemerintah dalam mengatur anggaran negara. Seperti fenomena kelangkaan minyak kelapa sawit di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan konsumsi minyak kelapa sawit, kapasitas produksi dan penyimpanan persediaan dalam negeri tidak mencukupi, kenaikan harga pasar CPO dunia, pusat produksi minyak goreng yang hanya terbatas di daerah tertentu sehingga membutuhkan biaya distribusi yang relatif tinggi, serta adanya pandemi COVID-19.

”Meskipun Indonesia itu merupakan salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tapi kalau kapasitas pengolahan penyimpanan stock di sini belum mumpuni, maka bisa terjadi kelangkaan seperti sekarang,” paparnya. 

Kak Raymond berpendapat bahwa pemerintah seharusnya bisa lebih responsif dalam menangani hal tersebut. Sedikit rekomendasi yang bisa dilakukan yaitu dengan mengurangi jumlah utang luar negeri yang peruntukannya tidak produktif dan sebaiknya dana tersebut dialokasikan untuk melakukan subsidi minyak goreng dan menunda kebijakan pemangkasan subsidi BBM.

Diharapkan seminar berupa diskusi yang mengikutsertakan seluruh kompinen dari mahasiswa ini dapat memberikan kebermanfaatan bagi peserta dan seluruh anggota yang berpartisipasi. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab kepada pemateri yang diikuti dengan sangat antusias dan interaktif oleh peserta yang hadir yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan kritis yang diajukan.

Pewarta: Nawal Kamilah Ismail – Internship Humas UM