image_pdf
Dr. Nyoman Suwarta memberi pembahasan UI Green Metric

Poor. UI Green Metric merupakan program dimana kampus-kampus yang bergabung di peringkatkan berdasarkan tingkat keramahan lingkungan. Pada Selasa (11/3) Dr. Nyoman Suwartha, ST., MT., MAgr. selaku perwakilan dari UI Green Metric hadir mengunjungi Universitas Negeri Malang (UM) untuk melakukan lokakarya dan pembahasan mengenai kampus hijau. Kegiatan yang  berlangsung di Aula Graha Rektorat lt.9 itu dihadiri oleh Dr. Vivi Novianti, S.Si, M.Simselaku ketua Green campus UM, Prof. Dr, Markus Diantoro, M.Si selaku ketua LP2M, para dosen, mahasiswa, dan juga perwakilan organisasi maupun UKM yang ada di UM.

Foto bersama dengan para audiance

Peringkat UM dalam UI Green Metric memang tidak bisa di bilang tinggi. Namun Dr. Vivi Novianti selaku ketua Green Campus UM optimis bahwa tahun ini peringkat UM bisa lebih baik lagi. “Kita sudah bergabung dengan UI Green Metric ini sejak tahun 2017. Masalah utama dari kita adalah banyaknya borang data yang kosong sehingga peringkat UM turun setiap tahunnya. Maka dari itu hari ini kita mengundang seluruh civitas akademika mulai dari Wakil rektor II sampai mahasiswa untuk bergabung bersama kami mengumpulkan data-data yang sebelumnya kosong.” ujarnya

Ketua Green Campus UM memberikan sambutan

“Selain mengundang seluruh civitas akademik untuk bekerja sama mengumpulkan data, lokakarya ini juga bertujuan untuk mengetahui seluk-beluk dari UI Green Metric ini sendiri. Dimana nantinya kita bisa bersama-sama membenahi apa yang masih kurang dan mengkoreksi apa yang salah. Sehingga UM sebagai kampus yang ramah lingkungan dapat terwujud,” ujar Dr. Vivi Novianti dalam sambutannya.   

Para audiance yang terdiri dari mahasiswa dan dosen

Dr. Nyoman Suwartha, ST., MT., MAgr selaku perwakilan dari UI Green menyampaikan bahwa penilaian dari UI Green Metric ini sendiri terdiri dari 6 indikator. Dimana masing-masing indikator ini memiliki jumlah nilai yang berbeda, Pertama ada setting dan infrastruktur, yang kedua ada pemakaian energi, ketiga ada waste atau pengolahaan limbah, yang keempat adalah penggunaan air, yang kelima itu ada transportasi, dan yang terakhir adalah pendidikan dan riset. “Dari 6 indikator tersebut memang yang paling sulit adalah penggunaan energi. Karena untuk membuat solar panel atau sumber energi yang ramah lingkungan itu memerlukan anggaran yang tidak sedikit,” ujarnya.

Pewarta           : Muhammad Zaid Al Khair dan Karmila Sari – Internship Humas