image_pdf

Dalam upaya mengoptimalkan dan mendigitalisasi Unused Communal Space di Kampung Industri Tempe Sanan, Dosen Universitas Negeri Malang (UM) mengajak pemerintah desa untuk mengubah ruang komunal yang tidak terpakai menjadi gallery, arsip, dan ruang belajar. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur ecosociopreneurship yang berorientasi pada income generating bagi masyarakat setempat

Proyek ini berupaya untuk mengoptimalkan dan mendigitalisasi Unused Communal Space di Kampung Industri Tempe Sanan dengan mengubahnya menjadi gallery, arsip, dan ruang belajar yang dapat diakses secara digital. Fokus pada ecosociopreneurship diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha berbasis industri tempe yang lebih menguntungkan dan berdaya saing.

Digitalisasi Unused Communal Space di Kampung Industri Tempe Sanan akan membantu masyarakat lokal meningkatkan potensi ekonomi dan pengetahuan tentang industri tempe. Gallery, arsip, dan ruang belajar yang dihasilkan akan memungkinkan masyarakat untuk mempelajari inovasi dan teknologi terkini dalam produksi tempe, serta meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka tentang pengelolaan usaha yang efisien dan berkelanjutan.

Proyek ini mulai berjalan pada pertengahan tahun, tepatnya pada Sabtu (15/07/2023) setelah melalui tahap perencanaan, penelitian, dan pengembangan konsep. Selama periode tersebut, tim yang terlibat akan melakukan kajian kebutuhan, merancang dan mengembangkan sistem digital untuk gallery, arsip, dan ruang belajar. Proses transformasi dan digitalisasi Unused Communal Space diharapkan dapat rampung pada akhir tahun 2023.

Gallery, arsip, dan ruang belajar yang dihasilkan akan diintegrasikan dalam sistem digital yang dapat diakses oleh masyarakat desa dan pelaku industri tempe, baik secara langsung maupun melalui platform online.

Pemerintah desa Kampung Industri Tempe Sanan dan UM akan bekerja sama dalam merancang dan mengembangkan konsep digitalisasi Unused Communal Space. Mereka akan melakukan penelitian tentang tren pasar, kebutuhan masyarakat, serta teknologi dan inovasi yang relevan dalam industri tempe. Selanjutnya, tim akan mengintegrasikan elemen edusociopreneurship dalam konsep gallery, arsip, dan ruang belajar, menciptakan infrastruktur digital yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Untuk memastikan keberhasilan proyek ini, saya dan tim akan melibatkan masyarakat dan pelaku industri tempe lokal dalam proses perencanaan dan pengembangan. Kami akan mengadakan pertemuan dan diskusi dengan warga desa secara intensif untuk menggali potensi lokal dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Selain itu, tim akan bekerja sama dengan pihak swasta dan lembaga terkait untuk mencari dukungan dan sumber pendanaan yang dibutuhkan,” jelas Dr. Iriaji, M.Pd., Ketua Tim dan Dosen dari UM.

Dalam menjalankan proyek ini, pemerintah desa Kampung Industri Tempe Sanan dan UM akan memastikan keberlanjutan lingkungan dan sosial. “Kami akan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam merancang dan mengelola infrastruktur edusociopreneurship, seperti; pengelolaan sampah, efisiensi energi, dan pelestarian kearifan lokal. Selain itu, kami akan memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari proyek ini dinikmati oleh masyarakat desa secara merata,” imbuh Iriaji.

Diharapkan, melalui transformasi digital Unused Communal Space ini, Kampung Industri Tempe Sanan dapat meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi industri tempe, serta mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Gallery, arsip, dan ruang belajar berbasis edusociopreneurship ini akan menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan industri tempe yang berkelanjutan. Dengan demikian, Kampung Industri Tempe Sanan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia dalam mengoptimalkan potensi industri lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Reporter: Luthfi Maulida Rochmah - UM Public Relations Internship